Sembari menguatkan ekonomi masyarakat, Halikinnor masih mengupayakan akses jalan yang ada di seluruh penjuru Kotim.
Sebab, akses antardesa atau antarkelurahan masih sulit ditembus akibat keterbatasan infrastruktur.
“Masih kami upayakan. Teranyar, kami telah membuat Terowongan Nur Mentaya yang merupakan jalan utama dari Kotim ke Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), yakni Palangkaraya. Jalan ini dipenuhi 6.680 ornamen lampu yang mendapat rekor MURI,” kata Halikinnor.
Meskipun merupakan jalan utama menuju Palangkaraya, kisahnya, kawasan tersebut gelap karena tidak memiliki lampu jalan.
Setelah infrastruktur penerangan dibangun, Nur Mentaya pun ramai hingga menjadi pusat kegiatan ekonomi baru.
Tak sampai di situ, Halikinnor mengaku sedang mengupayakan pembangunan jembatan yang melewati Sungai Mentaya–sungai terluas di Kotim–untuk membuka jalur antara Kecamatan Seranau dan Kecamatan Pulau Hanaut.
Ia pun sedang mengupayakan pembangunan tol sungai untuk menggerakkan distribusi logistik.
Baca juga: Mengenal Manugal, Kearifan Lokal Bercocok Tanam dari Kalimantan Tengah
“Sungai kami memiliki lebar sebesar 200 meter (m), tetapi airnya dangkal. Jadi, kapal besar tidak bisa lewat. Dengan pembangunan tol sungai, hasil tambang dan perkebunan diharapkan bisa diekspor langsung tanpa harus melalui Dumai atau Batam,” terang Halikinnor.
Apabila rencana tersebut terealisasi, sambungnya, dana operasional yang keluar untuk pengiriman komoditas bisa berkurang sehingga perusahaan bisa menghemat dana.
“Selain itu, akses pesawat pun masih belum memadai. Satu-satunya bandara di Kotim, yakni Bandar Udara Sampit, hanya cukup untuk pesawat berukuran kecil. Penerbangan pun menjadi jarang,” ujar dia.
Karena keterbatasan tersebut, Halikinnor pun menemui masalah dalam menggencarkan pariwisata adat untuk wisatawan luar Pulau Kalimantan.
“Potensi pariwisata Kotim masih bisa ditingkatkan. Akan tetapi, terkendala oleh akses. Kami berharap, pemerintah pusat bisa membantu kami dalam mengatasi masalah ini,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.