BLORA, KOMPAS.com - Seorang warga secara spontan mengeluhkan soal pupuk bersubdisi kepada Presiden Joko Widodo.
Momen itu terjadi ketika Jokowi sedang berbincang-bincang dengan warga penerima sertifikat tanah, di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Jumat (10/3/2023).
"Lah enggeh, pupuk bersubdisi juga kurang, pupuk yang tidak bersubdisi masih kurang," kata Jokowi, di lokasi penyerahan sertifikat, Jumat.
Warga itu kembali menyahut soal harga pupuk bersubdsidi yang mahal.
Baca juga: Beli Cabai 5 Kg di Pasar Menden Blora, Jokowi Bayar Rp 200.000
"Enggeh, itu problem kita di situ, kita tahu. Tapi, sekali lagi, memang produksinya masih kurang," ujar Jokowi.
Untuk mengatasi kekurangan pupuk di Tanah Air, kata Jokowi, pemerintah menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda di Aceh.
Hasil produksinya mencapai 570.000 ton per tahun. Tetapi, jumlah ini masih kurang.
"Sudah bisa berproduksi, tapi juga masih sedikit, 570.000 ton akeh, tapi dengan kebutuhan kita, masih belum ada apa-apanya," ujar Kepala Negara.
Jokowi mengungkapkan, kebutuhan ideal pupuk untuk kebutuhan dalam negeri mencapai 13 juta ton.
Namun, saat ini baru dapat terpenuhi sebanyak 9,8 juta ton. Jumlah itu berasal dari 3,5 juta ton produksi dalam negeri ditambah 6,3 juta ton dari impor.
Sehingga masih ada kekurangan sekitar 3,2 juta ton.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.