"Harga seikhlasnya, kadang ada yang kasih Rp 5.000, ada yang Rp 2.000, paling rendah diharga Rp 500," jelasnya.
Ia menjual plastik berwarna hitam itu bersama puluhan warga lain yang mayoritas ibu-ibu dan nenek-nenek, menyebar diberikan titik kawasan masjid.
"Kebanyakan warga disini, yang bisanya enggak kerja jadi punya pekerjaan. Kalau saya, dari tulang sayur ganti jualan plastik. Suami saya tukang rosok, tapi kalau udah selesai juga ikut jualan plastik ini," ucapnya.
Selama menjadi penjual plastik ini, ia berharap dirinya dan warga lain, dapat bisa berjualan seterusnya karena bisa membantu meningkatkan perekonomian dirinya dan keluarga, yang saat ini terancam digusur oleh pembangunan pelebaran kawasan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
"Semoga masih berlanjut bisa jualannya, perekonomian warga sekitar makin maju. Moga-moga rumah saya yang kabarnya digusur itu, mendapatkan fasilitas yang lebih baik semoga dapat ganti rugi, kalau bisa dapat rumah lagi," harapannya.
Sementara itu, pedagang makan atau minum juga tampak berjejer di kawasan sisi timur masjid. Mulai dari berjualan nasi, bakso, mie ayam, hingga ayam geprek dijual oleh warga.
Baca juga: Sandal hingga HP Milik Jemaah Hilang, Gibran Evaluasi Sistem Keamanan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo
Tarif dari harga makan yang dijualnya tidak mahal, berkisar mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 20.000, tergantung makanan yang dipesannya.
"Harganya standar-standar, tidak mahal. Nasi satu kotak ada Rp 3.000, yang beli ya pengunjung sini, ada juga yang beli para warga yang bekerja jadi tukang ojek dan foto keliling juga," kata Ngatiyem, warga Rejosari.
Banyak dari pengunjung juga merasakan terbantu, dengan adanya para pedagang ini. Tampak, mereka tidak tergantung dengan banyaknya varian jajanan yang dijajakan oleh warga.
"Membantu banget, kan kita dari jauh mau ke masjid. Kalau lapar makan disini. Kan, didalam masjid tidak boleh bawa makan atau minum," jelas Sumi, warga Pekalongan, disela-sela menyantap bakso.
"Penjualan plastik juga membantu, takut hilang sendalnya jadi dibungkus plastik terus dimasukkan tas. Sebenarnya, ada loker tapi kan ya terbatas," ceritanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.