SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang tetap akan membangun rusunawa meski warga Perumahan Dinar Indah Semarang yang terdampak banjir menolak.
Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengatakan, Pemerintah Kota Semarang sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Rumah Rakyat (PUPR) terkait rusunawa.
"Kita sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR terkait pembangunan rusunawa," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (22/2/2023).
Dia menjelaskan, rusunawa yang akan dibangun tersebut akan dijadikan tempat tinggal untuk warga yang terdampak banjir, khususnya warga Perumahan Dinar Indah Semarang.
"Kita sudah tahap pengajuan proposal. Kalau PUPR itu metodenya rumah susun," kata dia.
Merespon soal warga Perumahan Dinar Indah Semarang yang enggan dipindahkan ke rusunawa, dia meminta agar warga menunggu hingga bangunan rusunawa jadi.
"Lha ini belum jadi kok sudah di komplain, kita ini kan melakukan upaya upaya," paparnya.
Terpisah, Ketua RT 06 Kelurahan Meteseh, Patris Olla mengatakan, warga Perumahan Dinar Indah Semarang Enggan dipindahkan ke rusunawa.
"Kami warga perumahan yang membeli rumah yang ditawarkan pengembang dengan akad resmi," jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, warga Perumahan Dinar Indah Semarang bukan warga bantaran sungai. Hal itulah yang menyebabkan warga menolak dipindahkan.
"Kami bukan warga bantaran sungai," kata dia.
Warga justru ingin direlokasi ke lahan yang dimiliki oleh pengembang perumahan PT Asri Sejati yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.
"Warga ingin rumah yang terdampak direlokasi ke tanah lapang di Blok 2 Perumahan Dinar Indah. Aset milik pengembang ini dinilai cocok dijadikan tempat relokasi," imbuhnya.
Berdasarkan site plan yang didapatkan warga, kawasan Blok 2 Perumahan Dinar Indah masih ada lahan kosong yang bisa dibangun 30 rumah untuk relokasi.
"Luasnya kurang tahu persis. Dinar Indah Blok 2 itu lahan kosong. Kalau dihitung bisa 30 rumah, ini bisa dikatakan mencukupi warga terdampak banjir," ucap Patris.
Pemasangan spanduk bertuliskan "Tanah/bangunan ini dalam pengawasan warga RT 06 RW 26 Blok 7" sebagai bentuk peringatan kepada pengembang.
"Ini peringatan untuk pengembang yang sudah kabur sejak tujuh tahun yang lalu," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.