Menurut Ramdani, tidak adanya akses komunikasi di Paro membuat patroli udara menjadi pilihan yang paling masuk akal. Selain itu, di wilayah tersebut juga belum ada Pos Keamanan TNI-Polri.
Ramdani menjelaskan, patroli udara dilakukan pada ketinggian yang tidak membahayakan helikopter.
"Maksimal patroli udara itu turun sampai ketinggian 1.500 meter, kita juga harus memastikan keselamatan anggota yang patroli," kata dia.
Baca juga: TNI-Polri Pakai 2 Cara untuk Cari Pilot Susi Air di Nduga
Setelah memastikan Kapten Philips berada di tangan Egianus Kogoya, Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menyatakan sedang berupaya membuka komunikasi melalui pemerintah daerah.
Menurut dia, pemerintah daerah akan membantu TNI-Polri bernegosiasi dengan KKB agar Kapten Philip bisa segera dibebaskan.
"Penanganannya akan kami lakukan ekstra hati-hati untuk bisa menyelamatkan pilot dengan kita mendorong ke depan bupati dengan tokoh-tokoh masyarakat untuk bisa berkomunikasi aktif supaya kita bisa mengetahui apa yang di mau Egianus," ujar Fakhiri di Mimika, Selasa (14/2/2023).
Baca juga: Cari Pilot Pesawat Susi Air yang Masih Hilang, Tim Gabungan TNI-Polri Libatkan Tokoh Agama dan Adat
Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan Kapten Philips dalam keadaan hidup.
Karena itu upaya persuasif menjadi prioritas pertama sebelum TNI-Polri terpaksa mengambil langkah represif.
"Tentu kita memberi kesempatan, negosiasi itu jalan terbaik untuk kita kedepankan," kata Fakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.