KOMPAS.com - Tari Monong berasal dari Suku Dayak, Kalimantan Barat.
Tari Monong adalah tari penolak penyakit supaya penderita dapat sembuh kembali.
Tarian tersebut dihadirkan saat tetua atau dukun tengah dalam keadaan trance (di bawah alam sadar).
Keberadaan Tari Monong merupakan salah satu kesenian tradisional yang masih terjaga hingga saat ini.
Tari Monong ditarikan oleh wanita, pria, atau kedua sebagai tari berpasangan.
Tari Monong memiliki gerakan yang berfokus pada gerakan dukun saat dalam proses penyembuhan. Bahkan, ada beberapa kata-kata yang diucapkan.
Baca juga: Tari Monong, Tarian Penolakan Penyakit dari Kalimantan Barat
Pola lantai Tai Monong berupa lurus dan melengkung.
Para penari Tari Monong menggunakan busana adat, yang antara lain terdiri dari:
Selain menggunakan pakaian adat, para penari juga menggunakan sejumlah properti untuk melengkapi penampilan.
Properti yang digunakan penari Monong adalah perisai dan peralatan perang khas Suku Dayak yang disebut Mandau.
Baca juga: Tari Kancet Papatai Asal Kalimantan Timur: Makna, Properti, dan Gerakan
Ada juga beberapa aksesoris tambahan lainnya berupa piring, pedang, dan selendang.
Musik pengiring tersebut menjadi jampi-jampi yang ditujukan kepada Sang Pencipta supaya penderita dapat sembuh.
Salah satu alat musik yang digunakan, yaitu Sape.
Sape adalah alat musik khas yang digunakan pada tarian-tarian Dayak. Sekilas bentuknya mirip gitar, cara memainkannya dengan dipetik.
Ada dua nada yang dihasilkan oleh alat musik Sape, yakni Sakpakok. Dimana nada tersebut lebih cepat dan dinamis.