KOMPAS.com - Tari Kancet Papatai berasal dari Kalimantan Timur. Tari Kancet Papatai merupakan tari perang.
Tarian perang adalah bentuk tarian yang menunjukkan pertahanan diri dari sebuah suku. Tari perang juga terdapat di sejumlah daerah.
Sampai saat ini, Tari Kancet Papatai masih sering ditampilkan dalam berbagai pagelaran, seperti upacara adat maupun acara budaya pemeritahan Provinsi Kalimantan Timur
Tari Kancet Papatai merupakan warisan budaya takbenda.
Tari Kancet Papatai merupakan tari perang yang mengisahkan tentang pahlawan suku Dayak Kenyah saat menghadapi musuh.
Tari Kancet Papatai memiliki makna kejantanan serta keperkasaan seorang laki-laki yang bertempur dalam peperangan, dimana dia harus berjuang mempertahankan wilayahnya.
Baca juga: Tari Kancet Papatai, Tarian Perang dari Kalimantan Timur
Penari tari kancet papatai menggunakan kostum untuk melengkapai penampilannya dalam menarikan tari perang ini. Berikut ini adalah kostum dan asesoris tarian.
Tari Kancet Papatai merupakan tarian yang ditampilkan secara lincah dan penuh semangat. Kadang, gerakan tarinya diikuti dengan suara pekikan penarinya.
Tarian diiringi dengan sampeq alat musik petik tradisional khas Dayak.
Tari Kancet Papatai ditarikan oleh dua kelompok anak muda yang memakkai baju perang dan membawa Mandau serta Kelempit.
Baca juga: Tari Caci Asal NTT: Pertunjukan, Aturan, Fungsi, dan Kostum
Dua kelompok itu membentuk banjar, kemudian menari dengan teriakan dan sorakan penuh semangat.
Gerakan sinergi dalam tarian tersebut adalah membungkuk seperti tengah berhadapan dengan mush, lalu menghentakkan kaki serta melangkah menghadapi musuh.
Pada bagian terakhir, gerakan tarian berupa penari berlari keluar dari pangging sembari bersorak sorai sebagai tanda kemenangan.
Tujuan Kancet Papatai adalah tercapainya kemenangan peperangan yang sudah diperjuangkan bersama-sama. (Editor: Serafica Gisca)
Sumber:
www.kompas.com, warisanbudaya.kemdikbud.go.id, dan kids.grid.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.