MAMUJU, KOMPAS.com - Puluhan ekor sapi ternak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, ditemukan mati dalam kurun waktu 2 pekan terakhir.
Sapi tersebut meninggal setelah sebelumnya kekurangan nafsu makan.
Kadir, salah satu peternak di Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, mengaku sudah dua sapi miliknya mati setelah beberapa hari sakit disertai nafsu makan berkurang.
Selain itu dua ekor sapi miliknya juga mengeluarkan darah di bagian duburnya.
Baca juga: Kisah Heroik Komunitas Emak-emak Mamuju, Dirikan Lapak Makan Gratis bagi Warga Kurang Mampu
Kadir akhirnya merasa khawatir setelah mengetahui peternak lain di kampungnya juga kehilangan sapi-sapinya setelah mati mendadak.
"Dua sapi saya, induk dan anak sapi yang masih 5 bulan mati. Gejalanya loyo dan sakit," kata Kadir, saat dikonfirmasi, pada Selasa (31/1/2023) sore.
Selain Kadir, peternak lainnya bernama Anwar juga mengungkapkan penyebab kematian sapi di kampungnya setelah terlihat lesu.
Anwar mengatakan, kini sudah ada 20 ekor sapi yang mati secara misterius.
Catatan ini dikumpulkannya setelah bertemu dengan peternak lain.
Selain itu, saat ini ada juga 8 ekor sapi yang masih sakit.
"Kami bingung karena banyak sapi mati saat diikiat di pohon. Jadi tidak mungkin diracun," ujar Anwar.
Menanggapi kasus kematian sapi ternak ini, Bidang Peternakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Mamuju langsung menurunkan tim investigasi untuk mengetahui penyebab kematian puluhan sapi tersebut.
Kabid Peternakan DTPHP Amrin mengatakan, beberapa tim dokter hewan dari pemkab dan Pemprov Sulbar sudah mengambil sampel dari beberapa sapi ternak di Kelurahan Sinyonyoi.
Amrin mengaku, belum bisa memastikan penyebab pasti kematian sapi ternak tersebut.
Namun, dari gejala kematiannya, puluhan sapi itu diduga terinfeksi virus jembrana.
"Tapi, ini belum bisa dipastikan karena sampelnya ini akan dikirim ke laboratorium yang ada di Maros. Nanti hasil lab keluar baru bisa diketahui penyebab pastinya," ujar Amrin.
Selama ini, kata Amrin, pihaknya sudah gencar melakukan vaksinasi virus jembrana untuk sapi-sapi ternak di Kabupaten Mamuju.
Baca juga: Penyebab Bentrokan Antar-kelompok di Mamuju Tengah yang Tewaskan 1 Warga
Namun, dia mengakui bahwa wilayah tempat ditemukannya sapi mati itu belum sepenuhnya melakukan vaksinasi.
Sebab, saat hendak dilakukan vaksin, si pemilik ternak tidak ada.
"Jadi, selama dua hari ini tim kami sudah turun untuk melakukan pengobatan dan tadi juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan untuk kandang sapi," kata Amrin.
Amrin menuturkan, jika hasil sampel sapi positif terinfejsi virus jembrana, maka pemerintah akan memberlakukan lock down dengan membatasi sapi yang akan masuk maupun keluar.
"Tidak menutup kemungkinan akan ada lock down, tapi kami tunggu saja hasil laboratorium," ucap Amrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.