Meski demikian, Kelenteng Sam Poo Kong membuatkan saluran air tersebut ke lokasi lain yang ada di bagian atas agar warga bisa leluasa mengambil air.
"Air tersebut biasanya diambil oleh warga. Sudah layak minum itu air," imbuhnya.
Banyak kalangan yang mempercayai jika air tersebut memiliki keberkahan seperti untuk melancarkan rezeki. Hampir setiap hari ada pengunjung yang mengambil air tersebut.
"Ada Jendral TNI Angkatan Laut Bintang 2 juga sering ambil air di sini," kata Mulyadi.
Pemerhati sejarah Kota Semarang, Rukardi menjelaskan, setelah kedatangan Laksamana Cheng Hoo dan Kiai Juru Mudi Kawasan Sam Poo Kong menjadi permukiman warga Tionghoa.
Baca juga: Sambut Imlek, Kelenteng Tien Kok Sie Solo Gelar Ritual Mandi Buddha dan Nyalakan Lampu Ting
"Sejak kedatangan pertama semakin lama akhirnya berkembang. Akhirnya banyak pendatang baru dari Tiongkok," kata Rukardi.
Pembuatan patung dan Kelenteng Sam Poo Kong merupakan usaha warga Tionghoa untuk menghormati jasa orang besar terdahulu.
"Laksamana Cheng Hoo ini dianggap orang besar oleh orang Tiongkok," ujar dia.
Dia membenarkan jika kelenteng paling tua di Kota Semarang merupakan Sam Poo Kong. Cikal bakal Kelenteng Sam Poo Kong sudah ada sebelum dibangun kelenteng di Kawasan Pecinan Semarang.
"Setelah ada kebijakan Belanda dan VOC warga Tionghoa dipindahkan ke Pecinan dan membuat kelenteng di sana," ungkap Rukardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.