Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Keluarkan Paksa Siswa yang Jadi Korban Pemerkosaan di Banyumas, Kepsek: Saya Justru Melindungi

Kompas.com - 19/01/2023, 11:38 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Pihak sekolah membantah mengeluarkan paksa siswi kelas 1 SMP berusia 12 tahun yang menjadi korban pemerkosaan hingga hamil di Banyumas, Jawa Tengah.

Kepala sekolah yang bersangkutan, Agus Widodo menjelaskan, awalnya mengetahui siswanya menjadi korban pemerkosaan usai liburan semester pada awal Januari 2023.

"Jadi awalnya dia tidak masuk dua atau tiga hari setelah libur semester. Wali kelas hubungi lewat telepon tidak direspons, sehingga guru BK visit ke rumah, ternyata tidak ada orangnya, hanya ketemu tetangganya," kata Agus saat ditemui, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Kisah Pilu Bocah 12 Tahun di Banyumas Diperkosa 8 Pria hingga Hamil, Kini Dipaksa Keluar Sekolah

Tetangga menginformasikan bahwa korban menjadi korban pelecehan seksual oleh banyak orang.

"Kami diskusi, katanya sudah ditangani polresta, sudah ada pendampingan juga. Saya komunikasi dengan pendamping, kami sampaikan akan membangun mental anaknya dulu dan bagaimana masa depan pendidikannya," ujar Agus.

Selanjutnya, pihak sekolah kembali mengunjungi rumah korban.

"Kami juga menerima permintaan maaf karena sudah membuat malu sekolah. Saya sampaikan kalau sekolah reguler enggak memungkinkan, bagaimana kalau dimutasi ke Paket B? Waktu itu bapaknya enggak ada," kata Agus.

Siang harinya, ayah korban datang ke sekolah. Dalam kesempatan itu, Agus kembali menyampaikan saran yang sama agar mutasi ke Paket B, karena tidak memungkinkan sekolah reguler.

"Di sekolah reguler, tiap hari masuk, bagi saya tidak memungkinkan. Beban mental anak akan luar biasa, juga pengaruh anak lain, saya tidak bisa mengendalikan," ujar Agus.

Baca juga: Bocah 12 Tahun di Banyumas Diminta Mengundurkan Diri dari Sekolah Usai Jadi Korban Pemerkosaan 8 Pria

Dari pembicaraan itu, orangtua menyepakati usulan pihak sekolah. "Dari situ saran kami disepakati, diterima orangtua untuk dimutasi ke kejar Paket B, orangtua menerima sekali " kata Agus.

Agus mengatakan, orangtua korban lantas membuat surat pernyataan pengunduran diri dengan mencontoh draft yang telah dipihak sekolah. Surat pernyataan itu sebagai syarat administrasi untuk mutasi ke Paket B.

"Kami lihat latar belakang orangtuanya, kalau buat surat sendiri tidak memungkinkan. Dan kami siap memfasilitasi menghubungkan dengan penyelenggara Paket B," jelas Agus.

Menurut Agus, solusi tersebut yang paling memungkinkan diambil. Seandainya ada opsi cuti sementara, Agus justru mengkhawatirkan mental anak ketika masuk kembali.

"Kalau masuk lagi, yang pertama adalah mental anak, itu nyaman atau tidak. Dimutasi ke Paket B, saya justru melindungi anak tersebut," kata Agus.

Baca juga: Curhat Ayah Bocah 12 Tahun Korban Pemerkosaan di Banyumas: Saya Enggak Tega

Diberitakan sebelumnya, sudah jatuh tertipa tangga. Mungkin peribahasa ini bisa menggambarkan kondisi bocah 12 tahun yang menjadi korban pemerkosaan oleh delapan orang di Banyumas.

Korban yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP ini terpaksa putus sekolah karena tengah berbadan dua. Usia kehamilannya kini hampir tiga bulan.

Orangtua korban, Nasum (54) menceritakan, setelah kasus tersebut mencuat, pihak sekolah mendatangi rumahnya. Selang beberapa hari kemudian, giliran Nasum datang ke sekolah atas undangan kepala sekolah.

Dalam pertemuan itu, Nasum diminta membuat surat pernyataan pengunduran diri anaknya. Nasum juga disodori contoh surat pengunduran diri untuk ditulis ulang dengan tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com