Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Aceh Utara Cium Bau Amonia, PT PIM Beri Penjelasan

Kompas.com - 12/01/2023, 18:41 WIB
Masriadi ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com– PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, memberi penjelasan terkait bau amonia yang dicium oleh masyarakat Desa Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, pada 6 Januari 2023.

Vice President PKBL dan Humas PT PIM Aceh Utara, Zulhadi, menyebutkan, awalnya tim hubungan masyarakat dan lingkungan hidup memeriksa kebenaran ada warga terhirup bau ammonia.

“Selain itu dilakukan pengecekan visual menggunakan alat ammonia detector portable dan diperoleh hasil amonia 0 ppm,” sebut Zulhadi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1/2023).

Baca juga: Warga Sekitar PT PIM Aceh Utara Dilarikan ke RS karena Terhirup Amoniak

Selanjutnya, warga yang diduga terpapar amonia diberikan susu dan pukul 21.00 WIB, warga sudah masuk lagi ke rumah masing-masing. Tidak lagi berdiri di luar rumah.

Lalu sekitar pukul 22.30 WIB, beberapa warga mengaku pusing dan mual-mual. Sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Prime Inti Media milik PT PIM.

“Ada empat warga yang datang ke rumah sakit, diberikan penanganan dan diagnosa dokter mereka menderita hipertensi bawaan, setelah mendapatkan penanganan pada pukul 01.30 WIB dini hari, keempat warga itu pulang ke rumah masing-masig,” katanya.

Selain itu, 8 Januari 2023, tim Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh Utara didampingi oleh BUPP KEK Arun serta Camat Dewantara dan kepala desa Tambon Baroh melakukan verifikasi kejadian itu.

Diketahui hanya empat warga dari Dusun 1 Desa Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara yang datang ke rumah sakit dan sudah mendapat penanganan medis sesuai prosedur.

“Tim DLHK Aceh Utara melakukan pengecekan lapangan di beberapa titik lokasi pemukiman masyarakat yang berdekatan dengan PT PIM, dan hasil pengujian kadar amonia menggunakan ammonia detector portable menunjukkan hasil Angka 0 ppm atau dalam normal,” terang Zulhadi.

Baca juga: Air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Diduga Tercemar Amonia, Warga Dilarang Konsumsi

Dia menduga kemungkinan bau tersebut disebabkan oleh arah angin yang berhembus ke arah pemukiman penduduk karena pada saat kejadian pabrik kondisi shut down dan tidak ada aktivitas.

“Pabrik tidak beroperasi, secara teknis tidak dimungkinkan adanya kebocoran amonia yang menyebabkan bau amonia di lingkungan sekitar perusahaan. Ini menjadi catatan dan pertanyaan kami terhadap kejadian tersebut, mengingat hasil pengecekan visual dan ammonia detektor juga menunjukkan hasil 0 ppm (normal), artinya secara pengecekan alat bisa disimpulkan bahwa tidak adanya indikasi kebocoran amonia,” tegasnya.

Dia mengklaim, sebagai perusahaan plat merah, PT PIM memberikan perhatian serius pada masyarakat lingkungan.

“Kami sangat serius membantu masyarakat di lingkungan perusahaan,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga dilarikan ke RS Prima Inti Media, Aceh Utara karena diduga tercium bau ammonia PT PIM. Mereka mengeluh mual dan muntah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com