AMBON, KOMPAS.com - Sebuah bongkahan lumpur yang membentuk daratan mirip pulau di perairan Desa Teineman, Kecamatan Waur Labobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, membuat warga setempat geger.
Pulau baru itu terbentuk setelah gempa magnitudo 7,5 mengguncang Kepulauan Tanimbar pada Selasa (10/1/2023). Warga menilai pulau baru yang muncul usai gempa itu merupakan kejadian langka dan aneh.
Kemunculan pulau baru seukuran lapangan sepak bola itu membuat ratusan warga Desa Teineman mengungsi ke kawasan pegunungan. Mereka takut akan ada bencana besar melanda desa.
Kepala Desa Teineman Boni Kelmaskosu dan beberapa stafnya menjadi orang pertama yang melihat kemunculan pulau baru di laut desanya tersebut.
“Kami sangat terkejut sekali, melihat ada itu seperti pulau muncul di laut,” kata Boni kepada Kompas.com via telepon, Rabu (11/1/2023) sore.
Baca juga: Penjelasan Ahli soal Fenomena Munculnya Pulau Baru di Tanimbar Pascagempa M 7,5
Boni mengatakan, warga desa langsung melakukan evakuasi mandiri ke hutan dan dataran tinggi setelah gempa. Tak lama setelah gempa, ia dan beberapa stafnya berinsiatif memeriksa kondisi perkampungan.
Setelah memastikan rumah warga aman, Boni dan stafnya menggunakan perahu menuju perusahaan mutiara yang tak jauh dari desa mereka. Perusahaan mutiara itu porak poranda akibat gempa.
Boni dan stafnya yang masih berada di atas perahu kaget melihat sebuah pulau yang sebelumnya tak ada di dekat lokasi itu.
“Jadi setelah gempa, paginya saya dan staf dan anggota BPD kunjungi perusahan yang alami kerusakan itu dan dalam perjalanan saya sangat kaget, itu ada pulau apa yang baru muncul itu, itu awalnya begitu,” katanya.
Setelah memeriksa kerusakan perusahaan mutiara itu, Boni dan stafnya bergegas menuju pulau baru tersebut. Mereka pun bertanya-tanya saat menuju pulau baru itu.
Boni sempat waswas dan ketakutan saat perahu menuju pulau tersebut.
“Ya kita manusia, rasa takut pasti ada, dan memang waktu itu kita takut dan khawatir juga. Jadi kita semua dalam longboat bertanya-tanya itu pulau apa?” katanya.
Dengan sedikit rasa cemas, longboat yang ditumpangi Boni dan rombongan akhirnya tiba di pulau baru tersebut. Mereka kemudian turun dari longboat dan singgah sebentar di pulau itu.
Menurut Boni, pulau itu terbentuk dari lumpur, pada sisi yang menghadap ke darat lumpur bercampur bebatuan yang mereka jejaki mulai mengeras. Sedangkan di arah sebaliknya lumpurnya masih lembek.
“Itu lumpur, kalau sebelah darat (menghadap desa) itu dia sedikit keras kalau menghadap laut itu lembek,” katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.