Pelaku merupakan karyawan toko yang beralamat di Jalan Ujang Dewa, Sedadap, Nunukan Selatan.
"Pelaku diketahui memiliki hubungan asmara dengan korban, atau masih kekasih dari korban," ujar dia.
Polisi akhirnya menemukan pelaku di tempat persembunyiannya di Jalan KH Agus Salim/Kampung Jawa.
"Pelaku mencoba melarikan diri dari petugas, sehingga kita lakukan tindakan terukur. Pelaku juga mengakui ia membunuh korban," jelas dia.
Pembunuhan dilakukan karena pelaku merasa sakit hati, lantaran korban hendak memutuskan ikatan percintaan dengannya.
Korban kukuh tidak mau kembali melanjutkan jalinan asmara, meski pelaku mengatakan akan menikahi korban.
"Pelaku lalu menunggu korban pulang bekerja, dan membawanya ke sebuah tempat. Di sana pelaku menganiaya korban secara sadis, sampai korban meninggal dunia," ucap dia.
Setelah memastikan korban tak bernyawa, pelaku lalu membungkus korban dengan karung.
Pelaku juga membawa bensin dalam botol mineral, dan menaikkan karung berisi tubuh kekasihnya ke atas sepeda motor miliknya.
Jasad dibawa ke lahan kosong di depan APMS, pada dini hari.
"Di lahan kosong bersemak berjarak sekitar 100 meter dari APMS tersebut, pelaku membakar korban," jelasnya.
Mayat tersebut, pertama kali ditemukan oleh Wandi, seorang pemburu burung.
Wandi mengaku awalnya mencium bau busuk saat hendak pulang berburu burung punai, untuk lauk makan.
"Saya sudah dapat empat ekor burung punai malam tadi. Saya rasa, cukup untuk lauk makan, dan berniat pulang ke rumah. Entah kenapa, saya tiba tiba mencium aroma busuk, kadang tercium, kadang juga tidak, karena kondisi angin," tutur dia, Sabtu.
Aroma tidak sedap di tengah kebun yang berjarak sekitar 50 meter dari jalan raya tersebut, membuat Wandi penasaran.