Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Pertanian Terpapar Bahan Kimia, Pemkab Semarang Canangkan Pemurnian Tanah

Kompas.com - 13/12/2022, 21:40 WIB
Dian Ade Permana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Semarang memulai gerakan pemurnian tanah. Gerakan ini dilakukan untuk menyelamatkan lahan pertanian akibat terpapar bahan-bahan kimia.

Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang Wigati Sunu mengatakan, total lahan yang terpapar bahan kimia mencapai sepertiga dari luasan pertanian yang ada.

"Akibat dari paparan bahan kimia tersebut memengaruhi kesuburan lahan pertanian, produktivitas menjadi terganggu," jelasnya, Selasa (13/12/2022).

Baca juga: Rob Membayangi Kendal, Penurunan Tanah hingga 3 Cm Setiap Tahunnya

Sunu mengungkapkan, saat ini yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya pemurnian tanah.

"Harapan kita, semakin banyak lahan yang sehat sehingga hasil panen lebih baik. Beberapa kelompok tani sudah ada yang menggunakan pupuk organik dan padi organik. Lahannya sudah dimurnikan dengan pupuk organik," paparnya.

"Ada lahan seluas sekitar 1.000 hektare yang diolah dengan pupuk organik. Tiga kelompok tani di Desa Kopeng mulai membuat dan memanfaatkan pupuk organik secara murni," kata Sunu.

Pada tahun ini pula ada demplot tanaman padi organik di 16 kecamatan. Setiap Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di tiap kecamatan melaksanakan program pemurnian tanah ini.

“Sosialisasi dan pelatihan akan terus dilakukan. Tahun depan ada enam program pelatihan pembuatan yang digandengkan dengan kegiatan pertanian lainnya,” terang Sunu.

Sementara Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan pelaksanaan program pemurnian tanah sudah berjalan mulai 2022 ini.

Program unggulan di bidang pertanian itu dimaksudkan untuk memulihkan kembali kesuburan tanah dengan pupuk organik.

“Pemakaian pupuk kimia yang terus menerus membuat tanah pertanian rusak. Apalagi harganya juga mahal. Kita gerakkan pemurnian tanah dengan pupuk organik yang lebih murah dan hasilnya lebih maksimal,” katanya.

Ngesti mengatakan saat ini terus digalakkan penggunaan pupuk organik untuk pertanian. Para petugas penyuluh juga telah diperintahkan untuk mendampingi petani menggunakannya.

"Sekaligus bersama-sama membuat sendiri pupuk organik cair maupun padat. Sehingga harganya lebih murah dibandingkan pupuk kimia," jelasnya.

Baca juga: Tanggul Rp 300 Miliar Solusi Pemerintah Lawan Penurunan Tanah di Semarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Regional
PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com