BLITAR, KOMPAS.com – Wali Kota Blitar Santoso mengaku uang sekitar Rp 400 juta yang dirampas kawanan perampok di rumah dinasnya Senin (12/12/2022) adalah tabungan untuk menyicil utang biaya kampanye Pilkada yang dia ikuti dua tahun lalu.
Menurut Santoso, uang tersebut merupakan hasil dari usahanya mengumpulkan honor yang dia terima usai diminta membuka kegiatan. Dia tidak menjelaskan kegiatan apa saja.
“Jujur saja. Saya ini pada waktu kampanye Pilkada punya tanggungan yang harus saya selesaikan,” ujar Santoso saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kepemilikan uang tunai yang akhirnya hilang dirampas kawanan perampok.
Baca juga: Tak Hanya Rampok Uang Rp 400 Juta, Pelaku Juga Bawa Kabur Kalung dan Ponsel Milik Wali Kota Blitar
Karena itu, Santoso berencana mulai mengangsur utangnya tersebut mulai akhir tahun ini.
“Rencana saya sehabis akhir tahun saya mulai menyicil utang saya. Mau saya cicil,” tuturnya.
Uang sekitar Rp 400 juta tersebut, kata dia, adalah uang yang dia kumpulkan dari honor yang dia terima. Namun, lanjutnya, uang tersebut dirampas perampok sebelum sempat dia bayarkan.
“Saya kan harus mengumpulkan dari honor-honor itu, kalau membuka kegiatan dan sebagainya. Tapi akhirnya kedahuluan (dirampok),” ujarnya.
Santoso menolak menjawab berapa jumlah uang yang dia pinjam dan digunakan untuk membiayai keikutsertaannya pada Pilkada Kota Blitar 2020.
“Tidak perlu saya jelaskan. Yang penting sampean (anda) tahu bahwa uang saya yang diambil itu kisarannya segitu,” kata dia.
Santoso membenarkan bahwa nilai harta benda miliknya yang diambil perampok lebih dari Rp 400 juta jika termasuk benda-benda berharga lain seperti perhiasan istrinya dan jam tangan miliknya.
Di awal penuturannya terkait kronologi perampokan, Santoso juga mengaku dirinya tidak memiliki banyak uang tunai. Hal itu dia utarakan saat menceritakan bagaimana kawanan perampok meminta ditunjukkan brankas tempat dirinya menyimpan uang tunai dan harta berharga.
“Lha saya kan selama ini tidak punya brankas. Karena brankas ini kan untuk menyimpan uang. Uang yang (mau) saya simpan tidak ada. Makanya saya tidak punya brankas,” ujarnya.
“Kalau uang sedikit-sedikit dari hasil kegiatan saya membuka acara, itu honornya saya taruh di tas dan tas diletakkan di almari,” tambah Santoso.
Diusung PDI Perjuangan (PDI-P), pada Pilkada Serentak 2020 pasangan Santoso dan Tjutjuk Sunario memenangi kursi Wali dan Wakil Wali Kota Blitar untuk periode 2020-2025.
Jalan Santoso menuju kursi wali kota Blitar diwarnai sejumlah peristiwa yang dilihat sebagian pihak sebagai sebuah keberuntungan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.