UNGARAN, KOMPAS.com - Salah satu pemicu terjadinya perundungan atau bullying di sekolah adalah maraknya penggunaan media sosial. Persoalannya, sulit membatasi dan menyaring konten yang disebarkan melalui media sosial.
Kepala SDN Jatirunggo 01, Setyo Pujiamari dalam Sosialisasi Pencegahan Perundungan di Lingkungan Sekolah mengatakan banyak konten yang tidak layak ditonton anak-anak.
Baca juga: Pria Aniaya 3 Bocah di Masjid Tebet, Emosi Tersulut karena Anaknya Korban Bullying
"Namun yang tidak layak itu mudah diakses karena anak-anak akrab dengan gadget," paparnya, Selasa (13/12/2022).
Sementara orangtua, lanjutnya, tidak bisa mengawasi anak dalam penggunaan gadget. "Yang terjadi kemudian, penggunaan kata yang tidak pantas diucapkan oleh anak. Itu ditiru dan dalam situasi tertentu ini menjadi awal tindakan perundungan kepada teman sebaya di sekolah," jelasnya.
Menurutnya, pencegahan yang bisa dilakukan adalah pembatasan dalam penggunaan gadget. "Kami melarang murid membawa telepon pintar ke sekolah dan kebijakan ini juga telah disosialisasikan," ungkapnya.
“Kalaupun gadget dibutuhkan untuk keperluan belajar, kami telah menyediakan chromebook dan tablet yang dapat digunakan murid selama berada di lingkungan belajar,” kata dia.
Kanit Binmas Polsek Bergas, Ipda Dwi Jani Kurniawan menyatakan, fenomena perundungan di lingkungan sekolah memang cukup mengkhawatirkan. “Kegiatan ini dimaksudkan agar anak- anak paham, jangan sampai menindas temannya yang bisa berujung pidana,” ungkapnya.
Dwi juga mengamini, konten media sosial besar pengaruhnya bagi anak- anak. Oleh karena itu ia juga mengimbau kepada orang tua di rumah untuk selalu bisa mengawasi anaknya. “Terutama saat menggunakan telepon pintar dan mengakses media sosial,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening menyampaikan, terkait maraknya aksi perundungan di sekolah tanggungjawabnya bukan hanya ada pada Disdikbudpora saja.
Para orangtua juga memiliki beban yang sama untuk menekan terjadinya aksi perundungan yang dilakukan murid kepada teman sebayanya di sekolah.
Baca juga: Siswa Kelas 2 SD Dirundung Kakak Kelas di Malang Alami Trauma, Ini Dampak Bullying Menurut Psikolog
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.