Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepsek yang Dianiaya Tidak Tega Keluarkan Siswanya meski Sudah Sering Berulah

Kompas.com - 12/12/2022, 21:04 WIB
Himawan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAMUJU, KOMPAS.com - Kepala SMP Negeri 3 Kalukku, Mamuju, Marsono mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan upaya persuasif saat mencoba memberitahukan siswa yang memanjangkan rambutnya.

Marsono mengatakan, sebelum ayah siswa kelas IX itu mengancam dan menganiaya dia di sekolahnya pada Jumat (9/12/2022), dia hanya memotong sedikit rambut siswa tersebut, agar muridnya tersebut memangkas pendek rambutnya. 

Hal ini, kata Marsono, sudah menjadi aturan di sekolah. 

"Saya lepas itu anak-anak, lantas saya bilang, oke pale nak besok kamu harus sudah cukur ya. Tapi, si anak tidak bicara lalu pulang," ujar Marsono, kepada Kompas.com, Senin (12/12/2022). 

Baca juga: Kepala Sekolah di Mamuju Dianiaya dan Diancam dengan Senjata Tajam oleh Orangtua Siswa, Ini Sebabnya

Marsono yang berharap anak itu menuruti perkataannya pun kaget tatkala sekitar pukul 11 siang, ayah siswa tersebut datang dan mengancam dirinya. 

Orangtua siswa yang masuk ke sekolah dengan membawa senjata tajam, kata Marsono, membuat para siswa berteriak histeris. 

Setelah insiden penganiayaan itu terjadi, Marsono melakukan visum di sore hari. Marsono sebenarnya enggan melaporkan orangtua siswa tersebut ke polisi. 

Dia menunggu apakah orangtua siswa itu menemuinya kembali untuk meminta maaf atau sekadar mendengar penjelasannya. 

"Terus terang saya agak khawatir ke sekolah. Tapi, hari Sabtu itu saya ke sekolah dengan harapan apakah ada keluarga atau perwakilannya untuk meminta maaf. Tapi, sampai hari Minggu tidak ada," ujar Marsono. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Deny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Bupati Solok Selatan Diperiksa 2 Jam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com