Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yeni Endah Pengidap Sindrom Langka, Menulis dengan Jari Telunjuk Hasilkan Ratusan Karya

Kompas.com - 29/11/2022, 18:33 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Yeni Endah Kusumaningtyas (35) tak mau larut dalam keterbatasan yang dia miliki. Meski harus menggunakan kursi roda pada tiap aktivitasnya, Yeni, sapaan akrabnya, tak pantang menyerah untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang penulis kondang.

Ratusan karya telah dia tuangkan di berbagai majalah, koran, buletin, ataupun blog. Hebatnya, Yeni juga kerap meraih beragam penghargaan hingga tingkat nasional.

Senyumnya merekah, sembari berbagi cerita tentang pahit manis pengalaman hidupnya.

Baca juga: Kisah Sukses Wulan, Mantan PMI di 3 Negara, Kini Pasarkan Petai hingga Keripik ke Luar Negeri

Sejak usia 19 tahun, Yeni telah divonis mengidap penyakit langka, Friedreich's Ataxia. Penyakit tersebut disebabkan oleh kerusakan sistem saraf yang bersifat progresif dan degeneratif.

Akibatnya, bagian kromosom 9 Yeni rusak, lalu berdampak pada motorik tangan dan kaki, hingga ketahanan tubuh.

Bahkan, dirinya juga sempat divonis hanya bisa bertahan hidup sampai usia 20 tahun.

"Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu penyakit itu nyerang ke seluruh tubuh. Vena saya juga sudah menipis. Selain itu juga nyerang ke motorik tangan. Jadi kalau saya nulis dari handphone, saya hanya pakai satu jari telunjuk," tutur Yeni saat ditemui Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: Kisah Piliani, Manfaatkan Koran Bekas Jadi Tas Unik, Omzet Jutaan Rupiah Per Bulan

Awalnya, Yeni mengaku, sempat kesulitan menyesuaikan kebiasaan dengan kondisi tubuh yang dia alami saat ini. Sampai-sampai, Yeni merasa kecewa, tak semangat hidup, hingga frustasi.

Dia acapkali mendapati stigma negatif dari masyarakat. Seperti diremehkan, dipandang rendah, tak bisa melakukan apa-apa, dan selalu menyusahkan orang lain.

Untuk mendobrak stigma tersebut, sejak tahun 2015 Yeni mulai aktif menulis keresahan yang dialami di blog pribadinya.

"Sebenernya saya suka nulis sejak kelas 3 SD. Nulis diary awalnya. Makin kesini jadi lebih tertarik nulis pengalaman, cerita fiksi, dongeng, ya masih banyak lainnya. Itu juga jadi bentuk healing terapi saya," tambah dia.

Dengan menulis, menurut Yeni, seperti ada sesuatu yang terobati. Tak heran, saat ini Yeni selalu mengisi hari-harinya dengan berkarya dan menulis.

Uniknya, karya-karya Yeni ini telah banyak diterbitkan di sejumlah majalah, seperti Majalah Bobo, Jaya Baya, Adzkia, Koran Kompas (bagian Dongeng Anak Nusantara Bertutur), Koran Solopos, hingga berhasil mencetak beberapa buku antologi.

"Setiap hari nulis, karena saya kalo nulis kan lama. Agak kesusahan memang. Dulu punya laptop, tapi sekarang sudah rusak, mati. Jadi pakai HP seadanya, ketik satu persatu huruf," jelas dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com