Warga lainnya, Penina Tefa, mengaku terpaksa memasak menggunakan kayu bakar jika tidak kebagian minyak tanah.
"Hari ini banyak warga yang antre lebih banyak dari kuota minyak tanah yang disediakan. Jadi kalau hari ini tidak dapat, terpaksa kami cari kayu bakar," ungkapnya.
Sinta dan Penina serta warga lainnya kompak untuk tidak menggunakan gas elpiji. Mereka khawatir terjadi kebakaran akibat menggunakan elpiji.
"Kami nonton di televisi ada kebakaran rumah-rumah di Jawa akibat ledakan gas elpiji. Mau bagaimanapun kami menolak pakai elpiji," kata Sinta, diamini Penina.
Baca juga: Minyak Tanah Langka, Warga Kota Kupang Mengantre di Pangkalan
Sales Branch Manager Pertamina Rayon I NTT Muhammad Herdiansyah Putra mengatakan, saat ini terdapat pengurangan kuota minyak tanah sebesar 2,02 persen atau 104.990 kilo liter. Pengurangan itu, kata Putra, atas arahan dan kebijakan dari BPH Migas.
"Kami sebagai operator hanya menjalankan tugas, sesuai kuota yang telah ditetapkan," ujar dia.
Pihak BPH Migas sudah melakukan peninjauan terkait hal itu.
"Dari pihak Pertamina juga masih menunggu arahan lebih lanjut terkait kuota tersebut dari pihak BPH Migas," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.