Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Kota Kupang Harus Bawa Fotokopi KTP untuk Dapat Minyak Tanah

Kompas.com - 27/11/2022, 08:58 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Ribuan warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengantre di sejumlah tempat di wilayah itu hanya untuk mendapat jatah minyak tanah, Sabtu (26/11/2022).

Akibat kelangkaan minyak tanah, pemerintah setempat mengatur operasi pasar minyak tanah di beberapa titik.

Untuk Kecamatan Kelapa Lima, operasi pasar berada di Taman Kota (Alun-alun) dan Lapangan Lasitarda Lasiana. Kemudian, untuk Kecamatan Alak, operasi pasar berlangsung di Kantor Camat Alak dan Namosain Beach.

Baca juga: Ribuan Warga Kupang Antre Minyak Tanah, Berdesakan, Bergelantungan, hingga Nyaris Ricuh

Di Kecamatan Maulafa, operasi pasar berlangsung di halaman Masjid Darul Hijrah BTN Kolhua dan halaman Gereja Getsemani Sikumana.

Pantauan Kompas.com di Lapangan Lasitarda, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, ribuan warga membludak dan terlihat antrean jeriken mengular.

Baca juga: Minyak Tanah di Kupang Langka, Polda NTT Bentuk Tim Khusus untuk Menyelidiki

Salah seorang warga, Sinta Mina, mengaku antre sejak pagi pukul 09.00 Wita. Mereka yang antre harus membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Kita disuruh harus bawa bukti KTP baru bisa dapat jatah, kalau tidak bawa maka tidak dapat jatah, kalian pikir kami ini warga asing," katanya kesal.

Meski begitu, mereka tetap mengikutinya dan membawa fotokopi KTP.

Sinta menyebut, untuk Kecamatan Kelapa Lima mendapat jatah 10.000 liter atau dua mobil tangki ukuran 5.000 liter.

Satu mobil tangki itu beroperasi di Lapangan Lasitarda Lasiana. Sedangkan satunya lagi di Alun-Alun Kelapa Lima.

Menurut Sinta, banyak warga yang dipastikan tidak dapat jatah karena stok minyak tanah di pangkalan telah habis.

Warga mengejar dan bergelantungan di mobil Pertamina yang membawa minyak tanah, Sabtu (26/11/2022) KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Warga mengejar dan bergelantungan di mobil Pertamina yang membawa minyak tanah, Sabtu (26/11/2022)
Warga lainnya, Penina Tefa, mengaku terpaksa memasak menggunakan kayu bakar jika tidak kebagian minyak tanah.

"Hari ini banyak warga yang antre lebih banyak dari kuota minyak tanah yang disediakan. Jadi kalau hari ini tidak dapat, terpaksa kami cari kayu bakar," ungkapnya.

Sinta dan Penina serta warga lainnya kompak untuk tidak menggunakan gas elpiji. Mereka khawatir terjadi kebakaran akibat menggunakan elpiji.

"Kami nonton di televisi ada kebakaran rumah-rumah di Jawa akibat ledakan gas elpiji. Mau bagaimanapun kami menolak pakai elpiji," kata Sinta, diamini Penina.

Baca juga: Minyak Tanah Langka, Warga Kota Kupang Mengantre di Pangkalan

Sales Branch Manager Pertamina Rayon I NTT Muhammad Herdiansyah Putra mengatakan, saat ini terdapat pengurangan kuota minyak tanah sebesar 2,02 persen atau 104.990 kilo liter. Pengurangan itu, kata Putra, atas arahan dan kebijakan dari BPH Migas.

"Kami sebagai operator hanya menjalankan tugas, sesuai kuota yang telah ditetapkan," ujar dia.

Pihak BPH Migas sudah melakukan peninjauan terkait hal itu.

"Dari pihak Pertamina juga masih menunggu arahan lebih lanjut terkait kuota tersebut dari pihak BPH Migas," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com