Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Sakit Hati Jadi Motif Penganiayaan Senior ke Junior di SMAN 4 Kendari

Kompas.com - 25/11/2022, 15:44 WIB
Kiki Andi Pati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Pihak SMAN 4 Kendari memberikan sanksi skorsing sementara kepada empat siswa terduga pelaku penamparan terhadap junior inisial ARP (15), saat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (Diklat) Komite Keamanan Sekolah (K2S), Minggu (20/11/2022).

Wakil kepala sekolah (Wakasek) bidang kesiswaan Ferdinand mengatakan, masalah ini sudah masuk ke ranah hukum dan empat siswa yang diduga menampar adik kelasnya dikenakan sanksi skorsing selama tiga hari, tapi putusan itu belum final.

"Dari pihak sekolah kita akan mediasi lagi, dengan undang forum anak, orangtua korban dan pelaku bersama orangtuanya juga," kata Ferdinand.

Baca juga: 4 Siswi SMAN di Kendari Diduga Bergantian Tampar Juniornya di Sekolah, Kini Dipanggil Polisi

Dijelaskan, tata tertib sekolah harus dijalankan, tetapi tanpa mengesampingkan hak anak, baik itu pelaku maupun korban.

"Sebelumnya sudah ada pertemuan antar korban, pelaku dan forum anak di ruangan BK karena empat siswa ini diversi atau pelaku juga korban, anak di bawah umur jadi pendekatannya harus secara edukatif," ujarnya.

Masih kata Ferdinand, pihaknya telah menerima tim penyidik dari unit VI Perlindungan perempuan dan anak (PPA) telah mendatangi sekolahnya untuk menyampaikan surat panggilan pemeriksaan di Polresta kepada 4 siswanya kemarin.

"Undangan pemeriksaannya hari ini, kami juga akan mendampingi selain orangtua mereka. Harapan kami terjadi mediasi atau kesepakatan damai, tetapi pada hari Rabu saat mediasi orangtua korban masih meminta waktu untuk berpikir terkait keputusan apa yang akan diambil," ujarnya.

Lebih lanjut Ferdinand mengungkapkan bahwa dugaan penganiayaan terhadap korban itu akar masalahnya bukan soal pribadi, dan hal itu merupakan imbas antar

OSIS SMAN 4 dengan OSIS SMKN 1 yang berada di samping sekolah mereka dan hal itu belum selesai.

Baca juga: Bela Perempuan yang Ditampar Pengunjung Kafe, Pria di Sumsel Justru Tewas Dianiaya

"Ini sudah ada dendam lama atau dugaan sakit hati pelaku ke korban, dan mungkin ada bahasa dari korban yang menyulut emosi sehingga ada ketersinggungan OSIS SMAN 4 dengan OSIS SMKN. Dan di hari terakhir Diklat K2S, pelaku melihat korban di posko dan langsung terjadi percakapan yang membuat emosi para seniornya, sehingga terjadi penamparan itu," tambahnya.

Ia menambahkan, saat pembukaan Diklat K2S Kepala SMAN 4 Kendari juga sudah menyampaikan kepada panitia agar tidak ada tindakan kekerasan.

"Di Format Diklat itu sudah dijelaskan tidak boleh ada kekerasan dan perundungan, dan kalau ada maka mereka sudah tahu sendiri akibatnya," tegasnya.

Kegiatan Diklat ini, lanjut Ferdinan, merupakan program sekolah dalam mengatur keamanan kalau ada masalah di sekolah. Pesertanya dari Kelas 10 dan 11 sejumlah 80 orang, dan diselenggarakan di dalam lingkungan sekolah.

Polisi panggil 4 siswi pelaku penganiaya

Sementara itu, Kapolresta Kendari Kombes Pol Muhammad Eka Faturahman mengatakan, pihaknya telah melayangkan surat panggilan pemeriksaan terhadap empat siswi SMAN 4 Kendari terkait kasus penganiayaan terhadap juniornya.

Keempat siswi tersebut yakni SS, AN, EP dan GA. "Kemarin sudah kami kirim surat pemanggilan untuk menghadiri pemeriksaan. Keempat siswi ini,dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan pada Sabtu 26 November 2022)," imbuhnya.

Baca juga: Pria Tergeletak di Jalan Jember Diduga Dianiaya hingga Gegar Otak, Sempat Dikira Korban Kecelakaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Tolak Kenaikan UKT, Ratusan Mahasiswa Unsoed Geruduk Rektorat

Regional
Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Tanggapan RSUD Ulin Banjarmasin Usai Dilaporkan atas Kasus Malapraktik

Regional
Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Soal Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat, Sandiaga Uno: Tak Akan Ada Tindak Lanjut

Regional
Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Perjuangan Reni Obati Putrinya Positif DBD hingga Meninggal Dunia, Panas Tinggi Capai 45 Derajat

Regional
Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Kronologi Terbakarnya 4 Kapal Ikan di Cilacap, 1 ABK Tewas

Regional
3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi 'Online' di Warung Kopi

3 Pemuda Ditangkap Polisi Saat Asyik Main Judi "Online" di Warung Kopi

Regional
Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Kronologi Suami di Demak Ajak Adik Bunuh Pria yang Lecehkan Istrinya

Regional
Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Aceh Utara Terima 562 Formasi ASN pada 2024

Regional
Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Jalan Raya di Bandung Barat Tertimbun Longsor, Lalu Lintas Bandung-Purwakarta Tersendat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

1.000-an Jumantik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com