Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Leginem, Veteran Wanita yang Menghabiskan Masa Remajanya sebagai Perawat Saat Konfrontasi RI-Malaysia

Kompas.com - 10/11/2022, 23:57 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Tugu Dwikora yang berdiri gagah di tengah Kota Nunukan, Kalimantan Utara, selalu memiliki cerita menarik bagi para pelaku sejarah dalam peristiwa konfrontasi RI-Malaysia di tahun 1965.

Salah satunya adalah cerita tentang Leginem. Wanita kelahiran Kota Tarakan 1946 tersebut menjadi satu-satunya veteran wanita di Nunukan.

Leginem tinggal di perumahan petak nomor 165 di Jalan Hasanuddin RT 012, Nunukan Utara. Daerah ini menjadi satu-satunya area yang memiliki nomor rumah di perbatasan RI-Malaysia.

Leginem terlihat masih sangat bugar dan sehat. Ia mengaku selalu menjaga pola makan, bahkan sangat pemilih terhadap makanan.

"Saya tidak mau merepotkan anak-anak kalau sakit. Saya tidak punya keluarga di Nunukan, kecuali anak-anak saya. Sejak perang meletus (konfrontasi), saya hanya tinggal di Nunukan. Jadi kalaupun ada keluarga di luar Nunukan, saya kurang kenal," katanya saat Kompas.com mendatangi rumahnya, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Mengenal Pahlawan Nasional Dokter Soeharto, Dokter Pribadi yang Mengemban Tugas Khusus dari Bung Karno

Ingatan Leginem juga masih cukup tajam. Ia bercerita bahwa pendidikannya terhenti sampai kelas 3 di Sekolah Rakyat (SR) karena banyaknya pasukan yang datang dari luar Nunukan. Hal ini menurutnya cukup menyeramkan.

Ia melihat banyak pasukan Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) yang berlaga di garis depan tempur, rata-rata berjenggot dan hitam. Mereka tidak sempat merawat diri dan fokus mempertahankan NKRI dari rongrongan musuh.

"Sekolah anak-anak saat itu terhenti karena 'Hantu Laut' (sebutan KKO waktu itu) dan gejolak perang konfrontasi yang tengah terjadi," lanjutnya.

Bertekad menjadi perawat

Saat berusia 13 tahun, ia sering melihat serangan dari tentara Malaysia. Ia menyaksikan pertempuran itu dari dalam benteng.

Ia juga kerap berlari pulang di tengah hujan peluru yang menyerang para tentara KKO AL yang merupakan cikal bakal dari Korps Marinir.

Banyak tentara yang terluka dengan kondisi mengenaskan membuatnya takut. Namun, ayahnya, Gabriel Wara, selalu menguatkan mentalnya. Ayahnya juga selalu memintanya turut andil dalam perjuangan.

"Kami digembleng di tengah pertempuran. Saat itu yang laki-laki menjadi sukarelawan. Sementara yang perempuan diminta membantu perawat untuk menangani korban perang," kata dia.

Usianya yang masih 13 tahun tidak menyurutkan niatnya untuk membantu para pejuang. Ketika banyak anak seusianya memilih mundur dan menolak merawat pejuang, ia justru sebaliknya.

Awalnya dia takut dengan darah yang berceceran, tapi tekad dan semangat nasionalisme membuatnya kuat.

"Saya melihat banyak tubuh pejuang dalam kondisi sudah tidak utuh. Banyaknya korban saat itu membuat obat-obatan sangat kurang. Saya lebih banyak membersihkan luka dan membalutnya tanpa obat apa pun. Itu pun tidak ada yang mengajari. Hanya melihat perawat menangani prajurit terluka, saya langsung praktikkan," tuturnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com