Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Leginem, Veteran Wanita yang Menghabiskan Masa Remajanya sebagai Perawat Saat Konfrontasi RI-Malaysia

Kompas.com - 10/11/2022, 23:57 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

Dia mengaku tangannya tidak berhenti gemetar saat membalut luka-luka para pejuang. Bahkan, jenazah para pejuang yang gugur terus hilir mudik di depannya.

Kondisi tersebut membuat semangatnya kian menyala untuk dapat mengobati pejuang sebanyak-banyaknya.

Mengumpulkan selongsong peluru jadi hiburan

Di masa Konfrontasi RI-Malaysia atau pertempuran yang dikenal dengan operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora), Leginem sering membayangkan berada di masa damai. Ia ingin bermain gobak sodor atau ular-ularan di malam purnama dengan teman-temannya.

Namun selagi masih ada pertempuran, ia sadar keinginannya sulit terkabul. Di tengah kesibukannya merawat korban perang, ia juga menyempatkan diri untuk mengumpulkan selongsong peluru kosong. Ia menganggapnya sebagai hiburan.

Baca juga: Hari Pahlawan, Bendera Raksasa 3.219 Meter Dibentangkan di Jembatan Suramadu

"Banyak sekali saya kumpulkan bekas peluru itu. Warnanya cantik macam emas. Saya anggap itu cara menghibur diri di tengah perang yang terus terjadi," katanya.

Selain itu, ia juga mengoleksi granat aktif yang ditemukan di tengah medan pertempuran. Ia berniat mengumpulkan amunisi untuk diberikan pada pasukan sehingga menambah persediaan senjata

"Kita perawat ini hanya keluar saat ada sirene aman. Jadi ketika terjadi serangan, ada sirene nyaring bunyi, saat itu, kita masuk lubang dalam tanah. Ketika ada sirine aman, kita keluar dan membantu mengobati pejuang yang terluka. Saat itu kalau ada senjata yang tertinggal dari korban meninggal, saya kumpul dan saya serahkan ke tentara," lanjutnya.

Terkadang para tentara menyempatkan untuk melatih masyarakat menggunakan sejumlah senjata, seperti AK 47 dan pistol. Lalu, dipertandingkan dengan para perawat di satuan lainnya.

"Saya sering mendapat piagam kalau adu tembak. Meski awalnya sering terpelanting saat menembakkan AK 47 ke target sasaran, lama-lama terbiasa. Itu saja hiburan kami saat itu,’’ kata Leginem.

Ingin kehormatan bagi veteran

Leginem masih ingat betul peristiwa demi peristiwa di medan tempur yang dialaminya. Sudah tidak terhitung berapa nyawa yang ia selamatkan. Termasuk juga banyak pasien yang gugur di depannya.

Ia tidak pernah sempat mendengar ucapan pasien yang sekarat karena minimnya perawat dan gentingnya kondisi saat itu.

Baca juga: Hari Pahlawan di Banyuwangi Diperingati dengan Tabur Bunga di Selat Bali

"Saat itu, saya bertugas di areal benteng pertahanan di Tanah Merah, tepat di pesisir pantai yang menghadap langsung Malaysia. Hari ini, rintihan korban dan pekik perjuangan, selalu menjadi kisah yang saya ceritakan ke anak-anak saya,’’ katanya.

Ia ingin anak-anaknya menghargai sekecil apa pun perjuangan pahlawan. Di masa damai seperti sekarang, sudah seharusnya para pejuang bisa mendapatkan perhatian dan apresiasi atas jasanya.

Ia ingin generasi muda khususnya di Nunukan menghormati Taman Makam Pahlawan Jaya Sakti.

"Tidak banyak kalau pesan kita ke anak-anak muda. Kita memiliki taman makam pahlawan, di sanalah pasien gugur yang kita rawat dimakamkan. Selalu ingat kisah perjuangannya," pesannya.

Leginem mendapat SK veteran dan menerima upah bulanan sebagai veteran. Hanya saja, nama Leginem masih sering terlewatkan saat para veteran lain menerima bantuan di hari raya atau hari-hari besar lainnya.

‘’Tidak masalah banyak bantuan pemerintah daerah lewat dan saya dilupa. Saya hanya berharap nama saya dikenang sebagai pejuang Dwikora,’’ tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com