Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pelosok Desa Paham Penjualan Obat Sirup Disetop, tapi Bingung Cari Gantinya

Kompas.com - 21/10/2022, 15:49 WIB
Tri Purna Jaya,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Imbauan penyetopan sementara obat sirup anak di Lampung sudah mencapai pelosok desa.

Namun, beberapa warga sempat kebingungan mencari ganti obat anak jenis sirup atau cair tersebut.

Baca juga: 6 Anak Penderita Ginjal Akut Misterius Meninggal di Medan, Usianya 1-6 Tahun, Ini Gejala Awalnya

Kepala Kampung Lembasung, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Helmi Ibrahim mengatakan, informasi dan imbauan terkait penyetopan sementara obat sirup ini sudah disampaikan ke masyarakat.

Baca juga: Ini 3 Zat Berbahaya yang Ditemukan di Tubuh 99 Anak yang Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut

Baca juga: 12 Anak di Sumbar Meninggal Diduga akibat Gagal Ginjal Akut

Begitu juga dengan apotek maupun toko yang menjual obat-obatan sudah dikoordinasikan agar tidak menjual atau menerima resep obat sirup.

Namun, lantaran kondisi geografis yang cukup jauh dari pusat ibu kota provinsi, yakni sekitar 214 kilometer, membuat keterbatasan pilihan obat pengganti.

"Masyarakat sih sudah mengerti, sudah paham setelah kita jelaskan karena terkait gagal ginjal akut itu. Tapi masih ada yang bingung, gantinya (obat sirup) apa," kata Helmi, saat dihubungi dari Bandar Lampung, Jumat (21/10/2022) siang.

Untuk warga yang masih kebingungan atau ragu untuk obat pengganti, Helmi menyarankan agar langsung ke puskesmas.

"Puskesmas juga sudah turun aktif menyampaikan imbauan dan penjelasannya, apalagi di sini lagi banyak anak-anak yang sedang sakit panas atau demam," kata Helmi.

Sementara itu, Lurah Rajabasa Raya, Bandar Lampung, Iwan Supandi telah meminta masyarakat memanfaatkan jaringan linmas melalui grup WhatsApp masyarakat untuk menyampaikan imbauan terkait penyetopan obat sirup.

"Sudah kita sampaikan melalui linmas ke masyarakat, alhamdulilah warga paham," kata Iwan.

Meski demikian, masih ada sejumlah warga yang bertanya alasan obat sirup dilarang untuk sementara.

"Ya, ada yang masih tanya-tanya, rata-rata orangtua yang anaknya sedang sakit demam dan batuk, karena biasanya kan pakai obat sirup yang rasa buah. Mereka khawatir kalau diganti tablet, anak-anak enggak mau karena pahit," kata Iwan.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan instruksi terkait meningkatnya kasus penyakit gagal ginjal akut pada anak atau gangguan ginjal akut progresif atipikal dalam beberapa bulan terakhir.

Instruksi ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.

Kemenkes meminta agar apotek menghentikan penjualan obat jenis sirup.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Situasi Dirasa Aman, Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil

Situasi Dirasa Aman, Trigana Air Buka Kembali Penerbangan ke Oksibil

Regional
M Haris Jadi Pj Bupati Bangka, Fokus Atasi Stunting hingga Kemiskinan

M Haris Jadi Pj Bupati Bangka, Fokus Atasi Stunting hingga Kemiskinan

Regional
Polisi Pastikan 2 Pelaku Perundungan Siswa SMP di Cilacap Diproses Hukum

Polisi Pastikan 2 Pelaku Perundungan Siswa SMP di Cilacap Diproses Hukum

Regional
Cakupan JKN Sumatera Barat di Bawah Nasional

Cakupan JKN Sumatera Barat di Bawah Nasional

Regional
Polisi Amankan 5 Remaja Kasus 'Bullying' Murid SMP di Cilacap, 2 Jadi Terduga Pelaku

Polisi Amankan 5 Remaja Kasus "Bullying" Murid SMP di Cilacap, 2 Jadi Terduga Pelaku

Regional
Baru Kenal 2 Minggu, Pria Hantam Wanita dengan Tabung Gas hingga tewas di Vila Pangalengan

Baru Kenal 2 Minggu, Pria Hantam Wanita dengan Tabung Gas hingga tewas di Vila Pangalengan

Regional
Tetangga Korban Emosi, Pelaku 'Bullying' Murid SMP di Cilacap Nyaris Di-massa

Tetangga Korban Emosi, Pelaku "Bullying" Murid SMP di Cilacap Nyaris Di-massa

Regional
Mengenal Pohon Pule, Pohon Iblis Berharga Fantastis yang Kaya Manfaat

Mengenal Pohon Pule, Pohon Iblis Berharga Fantastis yang Kaya Manfaat

Regional
Lewat 'Boga Tresna Werdha', Pemkab Jembrana Salurkan Makanan Bergizi untuk Lansia Terlantar

Lewat "Boga Tresna Werdha", Pemkab Jembrana Salurkan Makanan Bergizi untuk Lansia Terlantar

Regional
Gibran Enggan Tanggapi soal Didorong Sekjen PBB untuk Jadi Bacawapres Prabowo

Gibran Enggan Tanggapi soal Didorong Sekjen PBB untuk Jadi Bacawapres Prabowo

Regional
Ibu dan 4 Anak di Sikka yang Tinggal di Gubuk Reyot Dapat Bantuan Rp 1,4 Juta dari Kemensos

Ibu dan 4 Anak di Sikka yang Tinggal di Gubuk Reyot Dapat Bantuan Rp 1,4 Juta dari Kemensos

Regional
Motif Siswa SMP di Cilacap Dirundung Terungkap, Pelaku Tak Terima Korban Mengaku Anggota Kelompoknya

Motif Siswa SMP di Cilacap Dirundung Terungkap, Pelaku Tak Terima Korban Mengaku Anggota Kelompoknya

Regional
Siswa Korban 'Bullying' di Cilacap Diserang 38 Tinju dan Tendangan, Video Perundungan Viral

Siswa Korban "Bullying" di Cilacap Diserang 38 Tinju dan Tendangan, Video Perundungan Viral

Regional
Keluarga Ajudan Kapolda Kaltara Minta Supaya Kasus Kematiannya Ditangani secara Transparan

Keluarga Ajudan Kapolda Kaltara Minta Supaya Kasus Kematiannya Ditangani secara Transparan

Regional
Kecam Pemukulan Wartawan di Maluku Tenggara, AJI Ambon: Ancam Kemerdekaan Pers

Kecam Pemukulan Wartawan di Maluku Tenggara, AJI Ambon: Ancam Kemerdekaan Pers

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com