Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pupuk dan Pestisida Naik 70 Persen, Tiap Petani di Bengkulu Berutang Rp 50 Juta

Kompas.com - 19/10/2022, 19:54 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Ribuan Kepala Keluarga (KK) petani sayur di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengaku memiliki utang rata-rata Rp 50 juta sejak melonjaknya harga pupuk, pestisida, dan sarana pertanian lainnya sejak setahun terakhir.

Naiknya kebutuhan pertanian sejak setahun ini tak tanggung, mencapai 70 persen. Tak ada pilihan bagi petani selain berhutang kepada tengkulak untuk bertahan hidup.

Selain itu tidak sedikit petani berpindah menggarap tanaman kopi yang dianggap tidak memerlukan pupuk dan pestisida secara masif seperti sayuran.

Hendrik, petani sayuran di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengaku terpaksa berhenti menanam sayur dan beralih merawat tanaman kopi.

"Sekarang menjadi petani sayur berat harga pupuk, pestisida naik 70 persen tak ada lagi harapan mendapatkan untung," ujar Hendrik, Rabu (19/10/2022).

Hendrik beruntung karena memiliki lahan kopi selain sayuran. Sementara banyak petani tak memiliki lahan lain kecuali kebun sayuran.

"Mau tidak mau petani sayuran harus bertahan dengan cara berhutang pada tengkulak dengan sistem pembayaran bunga 20 persen dari uang yang dihutangi tengkulak," jelas Hendrik.

Ia menambahkan, setiap KK petani di desanya dipastikan memiliki utang minimal Rp 50 juta. Jumlah tersebut merupakan modal untuk menggarap satu hektar cabai dan tomat sebagai contoh.

"Itu modal untuk menggarap lahan sayuran seperti cabai dan tomat. Itu sifatnya spekulasi bila saat panen harga sayuran melejit, petani untung. Namun bila kebalikannya maka berhutang lagi dengan tengkulang. Akhirnya petani terus terlilit hutang," tambahnya.

Umumnya lahan pertanian sayur di desa, kata Hendrik, sudah tergadai pengelolaannya dengan para tengkulak karena ketergantungan utang.

Optimalisasi Dana Desa

Direktur Yayasan Panji Riset Strategis Bengkulu, Panji Suminar, sebuah lembaga yang bergerak bidang pemberdayaan desa menyarankan pemerintah desa bisa mencari jalan keluar.

Desa memiliki kekuatan dana desa sehingga pemerintah desa bisa membuat program pegentasan persoalan yang dihadapi petani.

"Desa itu ada dana desa ratusan juta hingga Rp 1 miliar. Selayaknya pemerintah desa harus membuat program yang mengarah menyelesaikan persoalan petani desa. Mengingat petani ini banyak di desa. Lalu desa ada dana maka manfaatkan itu," ujar Panji.

Menentukan program pembangunan desa katanya harus diusulkan pada Rencana Pembangunan Desa (RPJMDes) dan program tahunan desa.

Pada saat rapat usulan itu mestinya pemerintah dan masyarakat bersepakat mengarahkan penggunaan dana desa untuk menjawab persoalan petani sayur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Kakak Beradik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Beradik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jamaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jamaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Erupsi Kembali, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Erupsi Kembali, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Motor Nyangkut di Atap Rumah akibat Rem Blong, Dua Wisatawan Terselamatkan Jemuran Selimut

Motor Nyangkut di Atap Rumah akibat Rem Blong, Dua Wisatawan Terselamatkan Jemuran Selimut

Regional
Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Regional
Purwakarta Kejar Posisi sebagai Daerah Penghasil Ikan Air Tawar

Purwakarta Kejar Posisi sebagai Daerah Penghasil Ikan Air Tawar

Regional
DPRD Minta Pemkot Bandar Lampung Segera Realisasikan BLK

DPRD Minta Pemkot Bandar Lampung Segera Realisasikan BLK

Regional
Suami Istri di Gresik Mencuri Sambil Bawa Balita, Uangnya Digunakan Beli Minuman Keras

Suami Istri di Gresik Mencuri Sambil Bawa Balita, Uangnya Digunakan Beli Minuman Keras

Regional
Pilkada Bangka Belitung, PDI-P dan Gerindra Jajaki Koalisi

Pilkada Bangka Belitung, PDI-P dan Gerindra Jajaki Koalisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com