Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anto, Mantan Preman yang Kini Raup Keuntungan hingga Puluhan Juta Rupiah lewat Budi Daya Anggrek

Kompas.com - 19/10/2022, 11:45 WIB
Junaedi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAMASA, KOMPAS.com – Seorang pemuda bernama Anto (28), asal Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat berhasil mengubah hidupnya 180 derajat. Dari dulunya dikenal sebagai preman tanpa penghasilan hingga bisa memiliki bisnis beromzet puluhan juta rupiah setiap bulannya.

"Saya dulu itu nakal, kata kasarnya preman. Bahkan saya pernah berulang kali berurusan dengan pihak kepolisian karena perkelahian sesama teman pemuda," katanya.

Putra pasangan Satti (50) dan Marten (51) itu mengungkapkan perubahan hidupnya dimulai saat pertemuannya dengan Andre, seorang pecinta budi daya anggrek di desa Tondok bakaru, Mamasa.

Baca juga: Kisah Orang dengan HIV Punya Keturunan Sehat hingga Satukan Cinta yang Hampir Kandas

Dari pertemuannya dengan Andre di tahun 2018 silam, membuat Anto berkesempatan menimba ilmu budidaya beragam jenis anggrek cantik dan bernilai mahal. Kerja keras dan ketelatenannya belajar budi daya anggrek mengubah jalan hidupnya.

Awalnya Anto hanya iseng belajar budi daya anggrek yang mudah didapatkannya di hutan Mamasa. Namun, Anto kini menangkap peluang bsnis angrek yang menjanjikan keuntungan lumayan.

"Saya bertemu Pak Andre pada tahun 2018. Saya diajak ke hujan untuk mencari anggrek untuk dibudidayakan dan selanjutnya dijual ke masyarakat pencinta anggrek," tuturnya. 

Bahkan ketika pandemi Covid-19 menerjang dan pertumbuhan ekonomi lesul, bisnis anggrek milik Anto tidak terpengaruh. Bisnis anggrek justru semakin laris saat situasi pandemi.

Pada tahun pertama, Anto hanya mendirikan green house atau tempat budi daya anggrek seluas 6x 5 meter. Setelah melihat omset penjualan anggrek yang terus meningkat, dia kemudian memberanikan diri untuk meminjam uang bank sebesar Rp 10 juta. 

Uang tersebut kemudian digunakan untuk membangun green house yang berukuran 7x6 meter. Anto saat ini mengembangkan sekitar 50 jenis anggrek di green house tersebut. 

"Saat ini green house milikku ini dihuni 50 spesies anggrek lokal maupun campuran. Dan yang paling banyak peminatnya itu anggrek jenis phalaenopsis venosa. Anggrek ini, jenis anggrek lokal yang hanya bisa tumbuh di wilayah yang dingin," pungkasnya. 

Kesuksesan anto tersebut rupanya memantik semangat warga Desa Tondok Bakaru lainnnya untuk menemuki budi daya angrek. 

 Budi daya anggrek yang menghasilkan untung hingga puluhan juta rupiah tersebut tidak hanya digemari pasar lokal Mamasa dan Sulawesi Barat. Dia mengatakan, pemasaran budi daya anggreknya sudah sampai ke luar pulau, salah satunya di Jawa. 

Saat ini ia memanfaatkan media sosial untuk bisa menjangkau pasar lebih luas. Ia bisa memasarkan tanaman anggrek hasil budi dayanya hanya melalui telepon genggam. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mantapkan Langkah Politiknya, Susanti Daftarkan Diri Jadi Calon Wali Kota ke Gerindra

Mantapkan Langkah Politiknya, Susanti Daftarkan Diri Jadi Calon Wali Kota ke Gerindra

Regional
Viral, Foto ASN Manggarai Timur Minum Miras Beramai-ramai, Pj Sekda Minta Maaf

Viral, Foto ASN Manggarai Timur Minum Miras Beramai-ramai, Pj Sekda Minta Maaf

Regional
Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Gempa M 3,5 Sumedang, Warga: Kaca Bergetar

Regional
Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Video Viral Pajero Dipasangi Senapan Mesin di Kap, Polisi Pastikan Benda Itu Mainan

Regional
Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Kronologi Penangkapan WNA Bangladesh yang Selundupkan 5 WN Asing ke Australia lewat NTT

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Kepala BPBD Siak Ditahan karena Korupsi Dana Bencana Rp 1,1 M

Regional
Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Penyelundupan Puluhan Botol Miras dan Ratusan Kosmetik Ilegal Asal Malaysia Dibongkar

Regional
Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Oknum Dosen di Palopo Dipecat karena Diduga Lecehkan Mahasiswi

Regional
Sakau, Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Sakau, Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Diamankan, Ditemukan 142 Gram Sabu

Regional
TNI AL Tangkap Penumpang 'Speedboat' dari Malaysia Saat Sakau

TNI AL Tangkap Penumpang "Speedboat" dari Malaysia Saat Sakau

Regional
Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Kakak Kelas Diduga Setrika Dada Juniornya di Semarang Diduga karena Masalah Salaman

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com