Daerah aliran sungai (DAS) di bagian hulu, misalnya, perlu dipetakan kondisinya, untuk kemudian dibangun infrastruktur pengendali dan penampung air, agar air hujan tidak melimpah ke badan sungai yang menyebabkan banjir di bagian hilir.
Di kota-kota dengan banyak sungai, pemahaman terhadap karakter sungai-sungai yang mengalir perlu dikuasai.
Penyebab banjir besar di Jakarta pada awal tahun 2020, diduga karena perhatian pemerintah (pusat dan daerah) lebih difokuskan pada Sungai Ciliwung yang mengalir dari arah Bogor.
Akibatnya luapan sungai-sungai yang memasuki wilayah Jakarta dari arah Bekasi tidak terkendali dengan baik.
Baru-baru ini BPBD DKI Jakarta melaksanakan kegiatan latihan/simulasi bencana di Madrasah Al Falah, Jakarta Pusat.
Dalam latihan itu diajarkan teknik berlindung dan evakuasi mandiri saat terjadi gempa bumi, simulasi alat evakuasi saat terjadi banjir, dan simulasi pemadaman api.
Peserta kegiatan ini terdiri dari guru, siswa-siswi, staf TU, komite sekolah, wali murid, petugas kantin, dan petugas keamanan sekolah serta perwakilan masyarakat setempat.
Sebelumnya, kegiatan yang serupa juga dilakukan di Balai Kota Jakarta.
Simulasi untuk menghadapi bencana memang perlu menjadi kegiatan rutin setiap daerah yang rawan bencana. Selain di sekolah, simulasi seperti itu juga perlu dilakukan di rumah sakit, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan publik lain.
Dengan demikian, diharapkan warga tidak kaget menghadapi bencana yang tiba-tiba terjadi dan upaya penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan tertib.
Walau memerlukan biaya, tenaga, waktu dan pengorbanan lain, simulasi bencana perlu menjadi agenda rutin pemerintah dan masyarakat.
Mungkin perlu ada satu hari atau pekan tertentu dalam satu tahun, di mana semua daerah di Indonesia melakukan simulasi kebencanaan.
Jangan sampai terjadi korban jiwa dan materi hanya karena kegagapan kita menghadapi bencana, yang sebetulnya dapat dilakukan dengan mudah asal mengetahui tata caranya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.