Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Joki Cilik Jatuh dari Kuda Miliknya, Ini Kata Gubernur NTB

Kompas.com - 14/10/2022, 22:19 WIB
Fitri Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Seorang joki cilik di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelantung di leher kuda milik Gubernur NTB dan terjatuh di arena pacuan kuda.

Peristiwa tersebut terjadi saat perlombaan Wali Kota Bima Cup 2022 di arena Panda, Kabupaten Bima, NTB, Selasa (11/10/2022). Video sang joki cilik yang terjatuh sempat viral di media sosial.

Baca juga: Joki Cilik di Bima Jatuh dari Punggung Kuda Milik Gubernur NTB Saat Pacuan

Gubenur NTB, Zulkieflimansyah yang dikonfirmasi terkait hal itu mengaku telah mendengar kabar terkait joki cilik yang jatuh dari kuda miliknya. Namun dia masih akan memastikan lebih lanjut.

"Coba aku cek dulu, katanya sih jatuh, coba aku lihat deh," kata gubernur, Kamis (13/10/2022) di sela sela pembukaan ECO Shell Marathon di Sirkuit Mandalika Lombok.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 14 Oktober 2022

Gubernur enggan berkomentar mengenai pacuan kuda berpostur besar dengan anak-anak sebagai penunggangnya.

"Tanya panitianya nanti, " katanya singkat.

Koalisi stop joki anak mengecam

Koordinator Stop Joki Anak, Yan Mangandar mengatakan, kejadian tersebut sungguh menyakiti peasaan banyak orang, terutama mereka yang selama ini berusaha melindungi anak-anak dari eksploitasi.

"Kuda yang ditunggangi anak itu adalah James Bond, kuda milik Gubenur NTB, Zulkieflimansyah, dan itu viral di aren pacuan kuda Panda Kabupaten Bima," terang Yan Mangandar.

 

Koalisi Stop Joki anak menilai apa yang terjadi di arena pacuan kuda itu adalah kesalahan fatal Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) NTB dan Wali Kota Bima selaku penyelenggara Bima Cup 2022.

"Kami juga menyayangkan sikap Gubernur NTB, selaku pemilik kuda yang membiarkan anak menjadi joki yang kelas kudanya tertinggi, selain mengeksploitasi anak dan menempatkan anak dalam keadaanya berbahaya bagi nyawa anak," ujar dia.

Baca juga: Sirkuit Mandalika NTB Siap Sambut World Superbike 2022

Yan menjelaskan, dirinya mendapat informasi bahwa joki tersebut masih berusia 12 tahun.

Sementara kuda yang ditungganginya sangat besar dan tinggi.

Koalisi menilai apa yang terjadi di arena pacuan Panda telah melanggar Surat Edaran Wali Kota Bima Nomor 286 Tahun 2022, tentang joki cilik pada penyelenggaraan pacuan kuda di Kota Bima.

Surat edaran itu berisi 7 poin penting, salah satunya adanya mengelompokkan usia dan spesifikasi dari umur joki sesuai dengan kelas, kuda lokal umur 10-14 tahun, dan kelas sandalwood G1, G2,G3 usia 15-19 tahun

Selain surat edaran yang dilanggar, penyelenggara juga dinilai mengabaikan peraturan yang ditetapkan oleh Pordasi NTB, terkait batasan usia joki anak dan kelas kuda.

"Menggunakan joki anak saja sudah langgar Undang Undang Perlindungan Anak, bahkan Surat Edaran Wali Kota Bima juga dilanggar karena dalam surat edaran itu usia minimal anak yang boleh ikut pacuan kuda adalah 15 tahun untuk kuda besar, sedangkan joki kuda milik Gubernur 12 tahun, jelas melanggar," kata Yan.

Baca juga: Menguak Sejarah Pacuan Kuda dan Eksistensi Joki Cilik di Tanah Bima

Koalisi Stop Joki Anak menuntut agar lomba pacuan kuda Wali Kota Bima Cup 2022 dihentikan.

Dia mendesak Polda NTB dan Komnas HAM RI turun tangan.

"Jangan menunggu nyawa anak menjadi korban lagi baru bergerak, harusnya segera bergerak, ini serius," tegas Yan Mangandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

7.945 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK di Untidar Magelang, Berikut 8 Lokasi Tesnya

Regional
Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Sandiaga Uno Enggan Berandai-andai Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Regional
Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Seribuan Jumatik untuk Berantas Sarang dan Jentik Nyamuk di Babel

Regional
Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Calon Independen Pilkada Lhokseumawe Harus Miliki 5.883 Dukungan KTP

Regional
Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Alasan Bandara Supadio Pontianak Turun Status ke Penerbangan Domestik

Regional
Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Kronologi Adik Diduga ODGJ Bunuh Kakak di Klaten, Tetangga Dengar Teriakan Tak Berani Mendekat

Regional
IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com