SEMARANG, KOMPAS.com - Akademisi Universitas Negeri Semarang (Unnes) keluhkan banyaknya bangunan yang dibangun di daerah resapan Kota Semarang yang menyebabkan banjir.
Sekretaris Pusat Studi Bencana Universitas Negeri Semarang, Ananto Aji mengatakan, di dua Kecamatan Gunungpati dan Mijen banyak bangunan yang mengganggu fungsi resapan.
"Penelitian mahasiswa kami kemarin, beberapa daerah seperti Kecamatan Gunungpati dan Mijen banyak bangunan yang mengganggu fungsi resapan," jelasnya saat ditemui di Hetero Space Semarang, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Banjir Semarang, Risma Telepon BBWS dan Ganjar: Tak Boleh Ada yang Kelaparan
Menurutnya, daerah resapan atau daerah hijau harus didukung dengan peraturan yang tegas, sehingga tak ada aneksasi di kawasan tersebut.
"Zonasi hijau itu harus ketat dan tak boleh dilakukan aneksasi," tegasnya.
Dia menjelaskan, banyak pembangunan di dua kecamatan tersebut yang notabene daerah Semarang atas dibangun bangunan tanpa izin mendirikan bangunan (IMB).
"Banyak yang melanggar dan membangun tanpa IMB," imbuhnya.
Selain banyak bangunan yang didirikan di daerah resapan, menurutnya banyak juga bangunan yang didirikan di lokasi rawan bencana.
"Di tempat yang terjal saja banyak berdiri rumah. Itu bukan satu dua. Saya pikir tindakan untuk pelanggar itu harus lebih ketat" ucapnya.
Dalam penelitiannya 2021 yang lalu, luasan banjir di Kota Semarang mencapai 4000 hektar. Menurutnya, luasan kawasan yang terdampak banjir di Kota Semarang semakin meluas setiap tahun.
"Menurutnya saya ini semakin luas kawasan banjir di Kota Semarang," imbuhnya.
Di lokasi yang sama, Sub Koordinator Operasi dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Mochamad Hisam Ashari mengatakan, pihaknya sedang berusaha mengembalikan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Untuk antisipasi banjir kita juga membangun embung penampungan dan kolam retensi, serta terus mencari cara agar genangan air akibat hujan maupun limpasan dapat surut lebih cepat," imbuhnya.
Baca juga: Jenazah Kakek 69 Tahun Dibawa Pakai Perahu Karet Terobos Banjir di Semarang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.