Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Kredit Fiktif Bank Riau-Kepri Masuk Tahap Penyidikan

Kompas.com - 12/10/2022, 09:35 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau tengah mengusut kasus dugaan kredit fiktif di Bank Riau Kepri (BRK) Syariah Cabang Pembantu Kota Duri, Kabupaten Bengkalis yang merugikan negara Rp 1,8 miliar.

Sejauh ini, kasus tersebut telah dinaikkan ke tahap penyidikan, setelah dilakukan gelar perkara.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Ferry Irawan mengatakan, dalam waktu dekat penyidik akan mengumumkan nama tersangka dan jabatannya.

"Dugaan tindak pidana perbankan di kasus kredit fiktif BRK Syariah Cabang Duri telah dinaikan ke penyidikan," ujar Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Wapres Bakal Resmikan Bank Riau-Kepri Syariah 25 Agustus 2022

Ia menyebut, dugaan kredit fiktif terjadi pada 2013-2014. Berawal dari adanya laporan terkait dugaan kejahatan perbankan di Bank Riau Kepri.

Salah satu pegawai daerah itu disebut telah memberikan fasilitas murabahah atau kredit syariah ke debitur. 

"Pemberian fasilitas murabahah atau kredit syariah ke debitur ini tak sesuai ketentuan. Akibatnya, terjadilah kredit macet di BRK Syariah Cabang Duri," kata Ferry.

Terpisah, Kasubdit II Perbankan Ditreskrimsus Polda Riau Kompol Teddy Ardian menyebutkan, penyidik telah memeriksa sejumlah saksi, baik dari debitur dan BRK Syariah. 

Baca juga: Penjelasan Bank Riau-Kepri soal Pencurian Uang Nasabah Rp 5 M oleh Pegawainya

Saksi yang diperiksa dari pihak bank sebanyak 10 orang. Kemudian, 2 orang debitur serta ahli pidana dan dari pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Kami menemukan adanya dugaan korupsi diduga mengkibatkan kerugian negara," ucap Teddy saat diwawancarai wartawan, Rabu.

Menurut dia, kasus tersebut dinaikkan ke penyidikan setelah penyidik memeriksa sejumlah saksi.

Sedangkan kerugian negara, sebut Teddy, diperkirakan sekitar Rp 1, 8 miliar.

"Nilai (Rp 1,8 M) itu belum dipastikan, karena masih menunggu hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Provinsi Riau," sebutnya.

Pihaknya masih mendalami siapa saja pihak yang terlibat dalam kasus dugaan kredit fiktif tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Wali Kota Semarang akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Eks Wali Kota Semarang akan Maju Pilkada 2024 lewat PKB

Regional
Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Kebakaran Gudang BBM di Lampung, Api Sempat Menyambar Mobil Pemadam

Regional
Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Heboh Perampokan Klinik Kecantikan di Padang, Hoaks untuk Konten Medsos

Regional
Jadi Bakal Calon Gubernur Banten, Dimyati Janji Gratiskan Pendidikan TK sampai S3

Jadi Bakal Calon Gubernur Banten, Dimyati Janji Gratiskan Pendidikan TK sampai S3

Regional
Suami di Bogor Pukul Istri Usai Disusul dan Disuruh Pulang Saat Nongkrong

Suami di Bogor Pukul Istri Usai Disusul dan Disuruh Pulang Saat Nongkrong

Regional
Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Duel Berujung Maut Dua Pria di Bogor, Korban Dianiaya Sempat Minta Tolong Warga

Regional
Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Presiden Jokowi Akan Panen Raya Jagung di Sumbawa, 710 Personel Keamanan Disiagakan

Regional
Buruh Semarang Mengeluh 'Terlindas' Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Buruh Semarang Mengeluh "Terlindas" Gaji Rendah dan Tingginya Biaya Pendidikan Anak

Regional
Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Anak Punk Tewas Terlindas Saat Cegat Truk di Magelang

Regional
KKB Bakar Gedung SD di Intan Jaya

KKB Bakar Gedung SD di Intan Jaya

Regional
Komplotan di Palembang Jual 50.000 Nomor WhatsApp ke China dan Pakai buat Judi 'Online'

Komplotan di Palembang Jual 50.000 Nomor WhatsApp ke China dan Pakai buat Judi "Online"

Regional
Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Gempa M 4,9 Guncang Rote Ndao, NTT

Regional
Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Tak Ada Demo, Hari Buruh di Banyumas Diisi dengan Senam dan Bagi-bagi Hadiah

Regional
PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

PKB Semarang Buka Pendaftaran Pilkada 2024, Lima Nama Sudah Antre

Regional
Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com