SERANG, KOMPAS.com-Penyebab enam warga Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, yang sebelumnya dianggap misterius akhirnya terungkap.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr. Ati Pramudji Hastuti mengatakan, keenam orang itu ternyata meninggal karena penyakit tuberkulosis.
"Kasus TB (tuberkulosis) yang meninggal dunia (di Baduy)," kata Ati kepada wartawan usai menghadiri focus group discussion di Kota Serang. Kamis (15/9/2022).
Baca juga: 6 Warga Suku Baduy Meninggal secara Misterius, 4 di Antaranya Masih Balita
Ati menceritakan, hal ini terungkap setelah tenaga kesehatan masuk ke wilayah Baduy selama tiga hari.
Selain mencari tahu penyebab kematian misterius warga Baduy dengan mengambil sampel darah, petugas juga memeriksa warga dan memberi pengobatan.
Dalam rentang waktu itu, petugas kesehatan juga menemukan penyakit malaria, campak rubela, bahkan stunting di wilayah Baduy.
"Ke depannya kita terus lakukan edukasi. Alhamdulillah dari pihak adat sudah tiga hari mengizinkan masuk. Kemarin di Baduy Dalam sekarang ekspansi ke Baduy Luar," ungkapnya.
Baca juga: 6 Warga Suku Baduy Meninggal secara Misterius, 4 di Antaranya Masih Balita
Sebelumnya diberitakan, enam warga Suku Baduy, Banten, meninggal dunia dalam sebulan terakhir.
Sebelum meninggal, keenam warga tersebut mengalami gejala batuk, pilek, dan diare.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak, dr Firman Rahmatullah mengatakan, tenaga kesehatan telah turun ke perkampungan suku adat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, untuk mengambil sampel darah.
Dari data yang didapatkan sementara, keenam warga yang meninggal itu bukan disebabkan karena DBD.
Dinkes Lebak juga memastikan bahwa di kawasan Baduy tidak ditemukan adanya penyakit menular.
Baca juga: Mengenal Budaya Banten, dari Suku Baduy hingga Debus
Keyakinan itu setelah tenaga kesehatan menyisir di beberapa kampung.
"Dari informasi yang beredar, disebabkan karena penyakit DBD, tetapi dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan dan trombosit mereka juga tinggi, serta tidak seperti yang terkena DBD," katanya, dikutip dari TribunBanten, Selasa (13/9/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.