Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kematian Iwan Budi, PNS Bapenda Saksi Kasus Korusi di Semarang

Kompas.com - 15/09/2022, 09:19 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Paulus Iwan Boedi Prastjo (51) dinyatakan hilang sejak Rabu (24/8/2022).

Pria yang akrab dipanggil Iwan tersebut tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Badan Pendapatan Daerah Kota Semarang.

Iwan adalah salah satu saksi kasus korupsi atas dugaan penyalahgunaan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang.

Seharusnya Iwan memenuhi panggilan Subdit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Jateng pada Kamis (25/8/2022).

Baca juga: Misteri Hilangnya Iwan, Seorang PNS Saksi Kasus Korupsi di Semarang

Setelah hilang lebih dari sepekan, warga dikejutkan dengan penemuan mayat terbakar tanpa kepala di kawasan Pantai Marina Kota Semarang pada Jumat (9/9/2022).

Di dekat mayat, polisi menemukan motor yang identik milik Iwan Budi hingga ponsel dan papan nama dengan tulisan Iwan Budi Paulus.

Berdasarkan tes DNA, mayat yang ditemukan terbakar di Pantai Marina Semarang identik dengan Iwan Budi Paulus.

Saksi kasus korupsi Rp 3 miliar

Semak-semak tempat potongan tubuh korban pembunuhan di Kawasan Pantai Marina Semarang. Rabu (14/9/2022)KOMPAS.com/Muchammad Dafi Yusuf Semak-semak tempat potongan tubuh korban pembunuhan di Kawasan Pantai Marina Semarang. Rabu (14/9/2022)
Di hari hilangnya Iwan Budi, pegawai Bapenda tersebut terekam CCTV mengendarai motor di sekitar Simpang Tiga Akademi Kepolisian (AKPOL) pada Rabu pagi pukul 07.00 WIB.

Di hari itu, Iwan pamit ke keluarganya pergi ke salah satu hotel untuk menghadiri sebuah acara yang Iwan menjadi salah satu narasumber.

Sehari sebelumnya, Iwan juga menjadi narasumber di hotel yang sama. Namun ia tak kunjung pulang hingga keluarga pun melaporkan hilangnya Iwan Budi ke polisi.

Baca juga: Mayat Terbakar Tanpa Kepala Dipastikan Iwan Budi, PNS Kota Semarang yang Seharusnya Jadi Saksi Kasus Korupsi

Iwan Budi adalah saksi kasus korupsi atas dugaan penyalahgunaan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang.

Surat resemi pemanggilan Iwan Budi sudah sampai di meja Sekretaris Daerah Kota Semarang.

Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, dari staf Pemerintahan Kota Semarang hanya Iwan Budi yang dipanggil sebagai saksi.

Dia menjelaskan, Iwan Budi rencananya akan diminta menjadi saksi dugaan penyalahgunaan hibah lahan milik Perumahan Bukit Semarang Baru (BSB) di Kecamatan Mijen kepada Pemkot Semarang.

"Memang sempat diminta polisi menjadi saksi terkait dengan pernyertifikatan tanah pada 2010 yang letaknya di Kecamatan Mijen," kata dia pada Sabtu (10/9/2022).

Baca juga: Hasil Tes DNA, Mayat Terbakar di Semarang Dipastikan Iwan Budi, PNS Bapenda yang Hilang

Rencananya Iwan akan dimintai keterangan soal alokasi anggaran yang belum selesai. Dari data yang ada terdapat alokasi dana sekitar Rp 3 miliar tapi baru digunakan sekitar Rp 300 juta.

Hal itu membuat surat pertanggungjawaban atau SPJ dari proyek tersebut belum selesai sampai sekarang.

"Jadi anggaran Rp 3 miliar belum dihabiskan," ujarnya.

Terkait dugaan kasus korupsi di Kecamatan Mijen tersebut, Polda Jateng telah memeriksa empat saksi.

Baca juga: Mayat Tanpa Kepala di Semarang, Ada Papan Nama Iwan Budi Paulus dan Motor Hangus Terbakar di TKP

Dirkrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio mengatakan empat saksi yang diperiksa ada kalangan PNS dan ada pihak swasta.

Dia menjelaskan, hibah tanah di Kecamatan Mijen tersebut terjadi pada tahun 2010. Dwi berkomitmen akan tetap mengembangkan kasus tersebut hingga tuntas.

"Kita pasti akan kembangkan," imbuhnya.

Pencarian libatkan Moci, anjing kesayangan Iwan Budi

Moci anjing kesayangan Iwan Budi pegawai Bapenda Kota Semarang diajak mencari anggota tubuh korban mutilasi di Kawasan Pantai Marina Semarang. Rabu (14/9/2022)KOMPAS.com/Muchammad Dafi Yusuf Moci anjing kesayangan Iwan Budi pegawai Bapenda Kota Semarang diajak mencari anggota tubuh korban mutilasi di Kawasan Pantai Marina Semarang. Rabu (14/9/2022)
Pencarian bagian tubuh Iwan Budi yang hilang masih dilakukan oleh petugas kepolisian.

Pada Rabu (14/9/2022), polisi membawa Moci, anjing kesayangan Iwan Budi di TKP penemuan mayat Iwan Budi.

"Iya namanya Moci anjing kesayangan saudara Iwan," jelas Kapolrestabes Semarang Kombes Irawan Anwar saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (14/9/2022).

Dia mengatakan polisi menduga bagian tubuh dari korban mutilasi sengaja dibuang.

"Bisa di asumsikan juga kalau anggota bagian tangan tersebut sengaja dibuang karena tidak terbakar sempurna," ujarnya.

Baca juga: Misteri Hilangnya PNS Kota Semarang Iwan Budi Temui Titik Terang, Ini Penjelasannya

Ia juga mengatakan korban lebih dulu dibunuh sebelum dibakar.

"Karena berbeda jika kalau ini dibakar dulu baru meninggal," ujarnya. Untuk kepala korban, sampai saat ini belum ketemu.

Selanjutnya, pihaknya akan lebih dulu mencari pelaku setelah itu mencari bagian tubuh korban yang hilang.

"Melalui ini kita menuju ke pelaku," imbuhnya.

Sampai saat ini dia belum bisa memastikan penyebab bagian tubuh korban bisa terlepas.

"Untuk lepasnya anggota tubuh ini belum bisa disimpulkan. Apakah karena pembakaran atau dilakukan mutilasi," paparnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchamad Dafi Yusuf | Editor : Dita Angga Rusiana, Robertus Belarminus, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com