Rencananya Iwan akan dimintai keterangan soal alokasi anggaran yang belum selesai. Dari data yang ada terdapat alokasi dana sekitar Rp 3 miliar tapi baru digunakan sekitar Rp 300 juta.
Hal itu membuat surat pertanggungjawaban atau SPJ dari proyek tersebut belum selesai sampai sekarang.
"Jadi anggaran Rp 3 miliar belum dihabiskan," ujarnya.
Terkait dugaan kasus korupsi di Kecamatan Mijen tersebut, Polda Jateng telah memeriksa empat saksi.
Baca juga: Mayat Tanpa Kepala di Semarang, Ada Papan Nama Iwan Budi Paulus dan Motor Hangus Terbakar di TKP
Dirkrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio mengatakan empat saksi yang diperiksa ada kalangan PNS dan ada pihak swasta.
Dia menjelaskan, hibah tanah di Kecamatan Mijen tersebut terjadi pada tahun 2010. Dwi berkomitmen akan tetap mengembangkan kasus tersebut hingga tuntas.
"Kita pasti akan kembangkan," imbuhnya.
Pencarian bagian tubuh Iwan Budi yang hilang masih dilakukan oleh petugas kepolisian.
Pada Rabu (14/9/2022), polisi membawa Moci, anjing kesayangan Iwan Budi di TKP penemuan mayat Iwan Budi.
"Iya namanya Moci anjing kesayangan saudara Iwan," jelas Kapolrestabes Semarang Kombes Irawan Anwar saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (14/9/2022).
Dia mengatakan polisi menduga bagian tubuh dari korban mutilasi sengaja dibuang.
"Bisa di asumsikan juga kalau anggota bagian tangan tersebut sengaja dibuang karena tidak terbakar sempurna," ujarnya.
Baca juga: Misteri Hilangnya PNS Kota Semarang Iwan Budi Temui Titik Terang, Ini Penjelasannya
Ia juga mengatakan korban lebih dulu dibunuh sebelum dibakar.
"Karena berbeda jika kalau ini dibakar dulu baru meninggal," ujarnya. Untuk kepala korban, sampai saat ini belum ketemu.
Selanjutnya, pihaknya akan lebih dulu mencari pelaku setelah itu mencari bagian tubuh korban yang hilang.
"Melalui ini kita menuju ke pelaku," imbuhnya.
Sampai saat ini dia belum bisa memastikan penyebab bagian tubuh korban bisa terlepas.
"Untuk lepasnya anggota tubuh ini belum bisa disimpulkan. Apakah karena pembakaran atau dilakukan mutilasi," paparnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchamad Dafi Yusuf | Editor : Dita Angga Rusiana, Robertus Belarminus, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.