Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Makhluk Mitologi yang Terkenal di Nusantara

Kompas.com - 04/09/2022, 15:43 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Makhluk mitologi bagi sebagian orang dipercaya keberadaannya, tetapi tidak dapat dibuktikan.

Sebagian orang lagi menganggap bahwa mahkluk legenda itu sudah punah sehingga tak ada bukti secara nyata.

Oleh karena itu, tak sedikit orang beranggapan bahwa makhluk mitologi hanya sebatas imajinasi manusia belaka.

Baca juga: 6 Makhluk Mitologi Populer dari Zaman Kuno

Namun, bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dan adat kebudayaan tertentu benar-benar meyakini keberadaannya sebagai bagian dari mitos.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mitologi adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan.

Sementara, mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.

Makhluk mitologi keberadaanya banyak dituturkan dalam kisah-kisah mitologis, legenda, cerita rakyat maupun fabel.

Di tanah air, makhluk mitologi erat kaitannya dengan kepercayaan di setiap suku bangsa.

Setidaknya ada lima diantara sekian makhluk mitologi yang merupakan bagian dari kekayaan kearifan lokal masyarakat.

Burung garuda dan dewa wisnuPHDI Burung garuda dan dewa wisnu
1. Garuda

Garuda adalah salah satu makhluk antropomorfis-mitologis dalam Hinduisme, Buddhisme, dan Jainisme.

Garuda digambarkan bertubuh tertutup bulu emas, berwajah putih, dan bersayap merah.

Paruh dan sayapnya mirip yang dimiliki burung elang, tetapi tubuhnya sering kali seperti manusia.

Dalam salah satu kisah diceritakan karena ukurannya yang besar sehingga dapat menghalangi matahari.

Kisah garuda terdapat dalam kitab Mahabharata dan Purana yang berasal dari India.

Berdasarkan agama Hindu, Garuda merupakan wahana Dewa Wisnu (salah satu Trimurti atau tiga dewa utama).

Sedangkan dalam agama Buddha, Garuda merupakan Dhammapala atau Astasena.

Dalam Jainisme, Garuda merupakan salah satu Yaksa (dewa pelindung) Tirthankara Shantinatha.

Bangsa Jepang juga mengenal makhluk mirip Garuda, yang mereka sebut Karura.

Garuda di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.

Legenda burung Garuda ini pun berkembang hingga ke Indonesia pada abad ke-6.

Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan.

Pada simbol Pancasila, burung Garuda digambarkan membuka paruhnya.

Sebab, membukanya paruh Garuda ini melambangkan keberanian dan ketangkasan.

Indonesia dan Thailand menggunakan garuda sebagai lambang negaranya.

Baca juga: Mengenal Legenda Kitsune, Rubah dari Mitologi Jepang Kuno

Hewan mitologi Bali Naga Besukihdaftarhewanmitos.web.id Hewan mitologi Bali Naga Besukih
2. Naga Besukih

Kisah tentang Naga Besukih ini juga muncul dalam legenda terciptanya Selat Bali.

Selat Bali adalah sebuah selat yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Bali.

Menurut kisah, kedua pulau tersebut merupakan kesatuan daratan yang akhirnya terpisah karena peristiwa ajaib di daerah itu.

Alkisah, seorang Brahmana sakti bernama Sidi Mantra bertapa di Gunung Agung.

Ia seorang pendeta yang kaya raya dan terkenal sakti mandraguna.

Ia memiliki istri yang cantik jelita dan seorang putra yang gagah dan tampan bernama Manik Angkeran.

Namun, Sidi Mantra meminta bantuan Naga Besukih karena persoalan utang piutang yang disebabkan oleh Manik Angkeran.

Ternyata anaknya itu gemar berjudi sehingga harta kekayaan Sidi Mantra terkuras habis.

Sang naga setuju untuk membantunya dengan syarat anak Sidi Mantra harus berhenti berjudi, tetapi ternyata Manik Angkeran tidak berubah.

Singkat cerita, kisah itu diakhiri dengan terciptanya Selat Bali oleh tongkat milik Sidi Mantra yang memisahkan Pulau Bali dan Pulau Jawa.

Naga Besukih dipercaya masyarakat Bali sebagai makhluk mitologi yang konon katanya berada di bawah kawah Gunung Agung.

Baca juga: Sinopsis Antlers, Kisah Horor Makhluk Mitologi Legendaris

Simbol Warak Ngendok diarak dalam dalam kegiatan Dugderan menjelang bulan Ramadhan di Kota Semarang, Sabtu (4/5/2019)KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Simbol Warak Ngendok diarak dalam dalam kegiatan Dugderan menjelang bulan Ramadhan di Kota Semarang, Sabtu (4/5/2019)
3. Warak Ngendhog

Jika Naga Besukih digambarkan sebagai naga yang besar dan sakti, berbeda dengan naga kecil bernama Warak Ngendhog asal Semarang.

Kata warak sendiri berasal dari bahasa Jawa yang bermakna badak.

Namun demikian, pendapat lain mengatakan warak berasal dari bahasa Arab yang bermakna suci.

Dan ngendhog (bertelur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci.

Secara harfiah, warak ngendhog dapat diartikan: siapa saja yang menjaga kesucian di bulan Ramadan, kelak di akhir bulan akan menerima pahala pada hari Lebaran.

Warak ngendog merupakan hewan mitologi yang menjadi simbol kerukunan tiga etnis di Semarang, Jawa Tengah.

Warak ini mengambil wujud buraq dengan kepala naga dan berkaki empat yang merupakan perpaduan antara kebudayaan tiga etnis yang ada di Semarang, yaitu Arab, Cina, dan Jawa.

Warak ngendhog menjadi simbol akulturasi unsur kebudayaan lokal saat Raden Pandanaran menyebarkan Agama Islam di wilayah Semarang.

Biasanya, Warak Ngendhog diarak dalam Festival Kebyaran atau perayaan Dugderan yang digelar untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.

Warak Ngendhog memiliki tubuh bersisik, mulut bertaring yang menganga, dan wajah yang cukup mengerikan sebagai lambang hawa nafsu yang harus dilawan.

Baca juga: 12 Dewa-Dewi dalam Mitologi Yunani: Zeus, Aphrodite, hingga Poseidon

hewan mitologi kuda sembranidaftarhewanmitos.web.id hewan mitologi kuda sembrani
4. Kuda Sembrani

Kuda Sembrani adalah hewan mitologi yang diambil dari cerita legenda masyarakat Nusantara yang menggambarkan seekor kuda bersayap yang dapat terbang dan sangat berani.

Dalam cerita pewayangan kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu.

Sementara menurut hikayat rakyat Jawa, Sembrani merupakan alat transportasi bagi raja, ratu dan senopati yang konon menurut cerita bila bepergian selalu menggunakan kuda Sembrani agar dapat dengan mudah dan cepat sampai ditujuan.

Dalam budaya populer, kuda Sembrani sering dianggap sama dengan Pegasus, meskipun keduanya berbeda.

Sebuah padanan yang lebih tepat untuk kuda Sembrani mungkin adalah Kuda Terbang atau Kuda Mistik.

Konon, satu kepakan sayap kuda Sembrani bisa menempuh jarak sejauh ratusan kilometer.

Bahkan transportasi kuda Sembrani disebut digunakan oleh para raja-raja Jawa untuk berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.

Jika diluar negeri banyak legenda tentang kuda-kuda mistik yang punya kemampuan magis.

Nama kuda seperti kuda pegasus atau kuda unicorn dikenal sebagai hewan-hewan mitologi yang terkenal karena kemampuan magisnya, seperti bisa terbang atau menyembuhkan segala penyakit.

Kuda Sembrani diceritakan dalam kisah pada masa pemerintahan Sultan Agung, raja terbesar Mataram Islam.

Sang raja sering bertapa untuk memeroleh petunjuk dari Ilahi.

Suatu kali dalam tapaanya sang Sultan memperoleh petunjuk gaib untuk mempekerjakan Ki Bodho sebagai abdinya agar seluruh kerajaannya semakin sejahtera.

Ki Bodho yang diberi titah untuk menjadi abdi Sultan langsung menerima titah rajanya.

Salah satu saran pertama yang diajukan Ki Bodho pada Sultan Agung adalah agar sang Raja memelihara kuda Sembrani.

Baca juga: Aphrodite, Dewi Cinta dan Kecantikan dalam Mitologi Yunani

5. Nyi Roro Kidul

Nyi Roro Kidul atau Nyai Roro Kidul adalah sesosok dewi legendaris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa.

Tokoh ini dikenal sebagai penguasa Pantai Selatan (Samudra Hindia).

Secara umum disamakan dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun menurut beberapa kalangan sebenarnya keduanya berbeda.

Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu yang mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi alam yang lain.

Sedangkan Nyi Roro Kidul mulanya merupakan putri Kerajaan Sunda yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinya.

Dalam perkembangannya, masyarakat cenderung menyamakan Nyi Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, meskipun dalam kepercayaan Kejawen, Nyi Roro Kidul adalah bawahan setia Kanjeng Ratu Kidul.

Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-temurun.

Ia lazim dipanggil dengan nama Ratu Laut Selatan dan Gusti Kanjeng Ratu Kidul.

Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk menyebutnya sangat penting demi kesopanan.

Orang-orang juga menyebutnya sebagai eyang (nenek).

Dalam perkembangan politik di Jawa sebelum era Kerajaan Mataram Islam, disebutkan bahwa Panembahan Senopati, kakek dari Sultan Agung melakukan semedi di Pantai Selatan.

Hal itu dilakukan guna memohon petunjuk untuk memenangkan peperangan melawan Sultan Pajang.

Konon, semedi yang dilakukan Panembahan Senopati sangat tekun hingga membuat Istana Ratu Pantai Selatan porak poranda.

Ratu Kidul keluar karena tertegun melihat seorang yang gagah tengah bersemedi.

Sang Ratu pun jatuh hati dan bersimpuh di kaki Panembahan Senopati.

Baca juga: Ares, Dewa Perang dalam Mitologi Yunani

Setelah bercinta selama tiga hari tiga malam, Ratu Selatan berjanji akan membantu Panembahan Senopati melawan Sultan Pajang dan akhirnya berhasil.

Untuk mengenang peristiwa ini, Sultan Agung membuat tarian bedhaya yang mengisahkan cinta Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.

Dalam perkembangannya, tarian itu menjadi tradisi wajib saat penobatan raja baru di wilayah Mataram Yogyakarta maupun Surakarta.

Sumber:

Kompas.com

ceritarakyatnusantara.com

gramedia.com

kids.grid.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Saat Kapolda Jateng Peringatkan Pelaku Lain Pengeroyokan Bos Rental...

Regional
Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Peran 6 Tersangka Baru Kasus Pengeroyokan Bos Rental di Pati

Regional
Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Perempuan Muda di Kota Jambi Dibunuh Teman Kencan di Kosan, Pelaku dan Korban Kenalan di Aplikasi Online

Regional
Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Jadi Khatib Shalat Idul Adha di Simpang Lima Kota Semarang, Dihadiri Jokowi

Regional
Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Jokowi Bakal Ikuti Shalat Idul Adha dan Serahkan Sapi Kurban di Simpang Lima Semarang

Regional
Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara di Maumere Ditutup

Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Bandara di Maumere Ditutup

Regional
Pakaian Dinas Pj Walkot Ambon Disebut Capai Rp 400 Juta, Diskominfo: Tidak Benar

Pakaian Dinas Pj Walkot Ambon Disebut Capai Rp 400 Juta, Diskominfo: Tidak Benar

Regional
Grebeg Besar Demak: Waktu Pelaksanaan, Sejarah, dan Rangkaian Acara

Grebeg Besar Demak: Waktu Pelaksanaan, Sejarah, dan Rangkaian Acara

Regional
Perburuan Kendaraan Bodong di Pati, 3 Orang dari 3 Kecamatan Diperiksa

Perburuan Kendaraan Bodong di Pati, 3 Orang dari 3 Kecamatan Diperiksa

Regional
Presiden Jokowi Bakal Shalat Idul Adha di Simpang Lima Semarang

Presiden Jokowi Bakal Shalat Idul Adha di Simpang Lima Semarang

Regional
Kronologi Suami di Kampar Bunuh Istrinya di Lahan Eukaliptus, Pelaku Tikam Korban yang Tak Berdaya

Kronologi Suami di Kampar Bunuh Istrinya di Lahan Eukaliptus, Pelaku Tikam Korban yang Tak Berdaya

Regional
Salat Idul Adha Pemprov Sumbar Dipusatkan di Halaman Kantor Gubernur, Mahyeldi Jadi Khatib

Salat Idul Adha Pemprov Sumbar Dipusatkan di Halaman Kantor Gubernur, Mahyeldi Jadi Khatib

Regional
Jemaah Islam Aboge di Banyumas Rayakan Idul Adha Rabu 19 Juni 2024

Jemaah Islam Aboge di Banyumas Rayakan Idul Adha Rabu 19 Juni 2024

Regional
Gas Melon di Lampung Langka, Mendag Zulhas Klaim Cuma Masalah Distribusi

Gas Melon di Lampung Langka, Mendag Zulhas Klaim Cuma Masalah Distribusi

Regional
Jelang Idul Adha, Mendag Zulhas Bagi-bagi 2 Ton Beras di Lampung

Jelang Idul Adha, Mendag Zulhas Bagi-bagi 2 Ton Beras di Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com