KOMPAS.com - Papeda adalah makanan khas berbahan dasar sagu. Bentuknya mirip bubur, tapi teksturnya lebih kental dan lengket.
Makanan tradisional ini banyak ditemui Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi.
Bagi masyarakat di Papua dan Maluku, papeda bukan sekadar makanan. Bahkan, papeda dihormati dan disakralkan karena kerap dihidangkan dalam upacara-upacara adat.
Salah satunya, papeda kerap disajikan dalam upacara Watani Kame. Upacara itu digelar sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Nantinya, bagi relasi yang banyak membantu pada upacara Watani Kame akan mendapat papeda.
Baca juga: 3 Cara Membuat Papeda Kental dan Tidak Menggumpal
Di lokasi lain, tepatnya di Inanwatan, papeda wajib disuguhkan sewaktu upacara kelahiran anak pertama. Papeda biasanya disajikan bersama daging babi.
Adapun di Maluku, tepatnya di Pulau Seram, papeda dikenal sebagai sonar monne. Suku Nuaulu kerap menyantapnya.
Seperti di Papua, papeda juga dihadirkan dalam ritual, misalnya saat perayaan masa pubertas seorang gadis.
Di samping itu, masyarakat suku Nuaulu dan suku Huaulu juga memiliki mitos terkait papeda. Kepercayaan di sana, perempuan yang sedang dalam masa haid dilarang memasak papeda. Kala itu, mereka menganggap proses merebus sagu menjadi papeda merupakan tabu.
Baca juga: Uniknya Cara Makan Papeda, Harus Digulung Dulu
Masyarakat menganggap papeda sebagai makanan yang dihormati karena kuliner khas itu terbuat dari sagu. Bagi masyarakat adat Papua, sagu sangat dihormati.
Dikutip dari indonensia.go.id, dalam mitologi yang dipercaya masyarakat adat Papua, sagu diyakini sebagai penjelmaan manusia.
Bagi masyarakat Raja Ampat, Papua Barat, sagu dianggap sebagai sesuatu yang begitu istimewa.
Baca juga: Resep Ikan Kuah Kuning Khas Papua, Sajian Pelengkap Papeda
Oleh karena itu, sewaktu memanen sagu, mereka kerap mengadakan upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan terhadap hasil panen sagu yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.
Dilansir dari buku Kelezatan Kuliner Papua yang ditulis tim Litbang Kompas, banyak suku di Papua mengenal mitologi sagu yang dikisahkan sebagai penjelmaan manusia dengan beragam kisah dan nama.
"Sagu adalah inti dari berbagai ritual masyarakat adat di pesisir dan dataran rendah Papua," ujar antropolog, JR Mansoben, yang menjadi narasumber dalam tulisan tersebut.
Baca juga: 5 Olahan Sagu Khas Papua, dari Papeda hingga Es Cendol Sagu
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.