Dua korban perdagangan manusia di Kamboja berasall dari Banyuwangi. Mereka adalah DR (31), warga Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran dan A (35), warga Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar.
Berbekal paspor yang mereka buat sehari sebelum penerbangan, keduanya memantapkan hati untuk berangkat ke Kamboja melalui Bandara Ngurah Rai Bali untuk mengubah nasib.
Uliatin, perwakilan keluarga A mengaku, saudaranya itu berangkat ke Kamboja secara mendadak.
"Setelah pulang dari Bali dia langsung bikin paspor di Banyuwangi. Besoknya katanya berangkat. Saya kaget kok cepat banget," kata Uliatin kepada Kompas.com, Minggu (21/8/2022).
"Pas di Bali itu dia minta dikirim foto KK yang ada di rumah. Saya tanya buat apa, katanya persyaratan mau bikin paspor untuk kerja ke luar negeri," tutur Uli sapaan akrabnya.
Baca juga: 12 WNI Korban Penipuan Online Pulang ke Indonesia, Mereka Dipekerjakan sebagai Admin Judi di Kamboja
Ditanya lebih lanjut soal agen perusahaan yang membawanya, dia mengaku berasal dari Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.
"Katanya yang bawa orang Jajag gitu," terang Uli.
Bahkan A menolak saat sang ayah, Artomo (89) hendak menjual kambing miliknya untuk uang saku.
"Katanya sudah punya uang saku. Tiket pesawat sudah aman enggak usah dipikirkan," ucap Uli menirukan A.
"Berangkatnya itu dadakan pakai carter mobil. La, terus dikabari kok berhenti di Ketapang lalu nyeberang ke Bali," ungkap Uli.
Kecurigaan Uli semakin kuat saat saudaranya itu langsung pergi ke Bandara Ngurah Rai dan terbang ke negara tujuan Kamboja, tanpa proses karantina terlebih dahulu.
Menurutny, A berangkat dari rumah ke Kamboja pada 7 Juli 2022 bersama 10 orang temannya.
Baca juga: 12 WNI Korban Penipuan Perusahaan Online Scam di Kamboja Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat Malam
Tiga hari di Kamboja, Uli berusaa menghubungi A untuk menanyakan kabarnya.
"Katanya A di sana kerjanya bikin pusing, pakai otak terus. Tanpa bilang detail pekerjaan apa di sana," ucap Uli.
Beberapa minggu berselang, Uli mendapat informasi bahwa pemerintah telah menggagalkan kasus penipuan dan perdagangan manusia di Kamboja.
Uli pun khawatir saudaranya menjadi korban. Dugaan ia benar jika saudaranya menjadi korban perdagangan orang.
"Saya sempat syok. Bagaimana cara memberitahu kabar ini kepada kedua orangtua, sedangkan kondisinya sudah renta," tutupnya.
Hal senada diceritakan ibu kandung DR, L. Ia bercerita keberangkatan DR sangat cepat yakni pada Senin, 4 Juli 2022.
Menurutnya sang anak dikenalkan temannya dengan PL yang bernama Sella yang berasal dari Jember dan kos di daerah Jajag.
DR berangkat dari rumah ke Denpasar bersama 10 rekannya termasuk A. Korban kemudian terbang dengan Lian Air tujuan Vietnam.
Lalu mereka melakukan perjalanan melalui jalan darat menuju Kamboja. Mereka tiba di Kamboja pada 6 Juli 2022 dan dijemput agen di Kamboja yang juga warga Indonesia.
Baca juga: 12 WNI Korban Penipuan di Kamboja Pulang ke Tanah Air Hari Ini
DR dan rombongan akhirnya diantar ke perusahaan tempat bekerja yang dijanjikan oleh agen. Perusahaan tersebut adalah perusahaan investasi yang baru berdiri.
Korban beserta rombongan adalah karyawan pertama, sehingga waktu itu tidak menandatangani kontrak kerja.
Tugas mereka adalah mencari nasabah untuk berinvestasi di perusahaan mereka. Karena tak ada persiapan, mereka tak menguasai pekerjaan.