Sebelum terjun ke lapangan, para mahasiswa KKN mempresentasikan program mereka di hadapan Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun.
Saat itu, bupati dan pejabat Pemkab Maluku Tenggara kagum dengan para mahasiswa karena program yang dipaparkan sangat jelas.
"Mereka sangat pintar-pintar. Sampai-sampai pejabat mengira yang presentasi itu para dosen karena sangat terstruktur sekali,” katanya.
Selain melaksanakan program yang sudah dijadwalkan, para mahasiswa KKN UGM ini terlibat aktif membantu warga dalam berbagai kegiatan, seperti saat pemugaran masjid di desa tersebut.
“Kebetulan ada perbaikan masjid di desa kami dan para mahasiswa KKN ini juga ikut membantu,” katanya.
Selama hampir dua bulan berada di lokasi KKN, puluhan mahasiswa UGM ini tidak pernah berbuat masalah di dua desa tersebut.
Para mahasiswa berbaur dengan masyarakat dan menghargai serta menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku di dua desa.
Menurut Azis, saat acara perkenalan misalnya, para mahasiswa langsung menyebut nama mereka dengan menggunakan marga dari orangtua asuh mereka di lokasi KKN.
“Itu yang bikin masyarakat sayang dengan mereka, jadi mereka perkenalkan diri langsung menggunakan marga di sini,” katanya.
Baca juga: Nelayan di Maluku Perkosa dan Aniaya Bocah 9 Tahun hingga Tewas
Selama berada di lokasi KKN, sejumlah mahasiswa bahkan belajar bahasa Key yang merupakan bahasa ibu di Maluku Tenggara. Bahasa Key yang dipelajari itu kemudian digunakan saat berbincang dengan masyarakat.
“Ada beberapa mahasiswa yang sampai paham bahasa Key dan ada yang sudah bisa berbicara tapi tidak terlalu aktif,” katanya.
Para mahasiswa KKN UGM juga sangat memahami karakteristik masyarakat desa, dan selalu mampu beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat.
Azis mengatakan, sopan santun yang ditunjukkan para mahasiswa selama berada di lokasi KKN membuat warga sangat menyayangi mereka.
“Mereka tidak sombong dan bisa beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat, yang sangat kita kagumi itu mereka sangat sopan sekali,” ujarnya.
Setelah sekitar dua bulan melakukan praktik KKN di dua desa tersebut, puluhan mahasiswa KKN UGM ini akhirnya kembali pulang.
Azis mengatakan, sebagian besar warga baik orangtua, remaja, dan anak-anak, ikut mengantar hingga ke Bandara Karel Sadsuitubun.
Hal itu dilakukan karena warga telah mengganggap para mahasiswa UGM itu sebagai anak dan saudara sendiri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.