Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Prasasti Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 16/08/2022, 21:19 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan Buddha yang pernah berdiri di nusantara.

Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayasana.

Baca juga: Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim

Pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berada di tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Baca juga: 4 Candi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Beberapa bukti berdirinya kerajaan ini tidak hanya dari berita asing dan candi-candi, namun juga pada prasasti-prasasti yang menjadi sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya.

Baca juga: Penyebab Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Prasasti Kerajaan Sriwijaya

1. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat wilayah Palembang.

Prasasti Kedukan Bukit memiliki angka tahun 605 C (Saka) atau 683 Masehi.

Prasasti ini terdiri dari 10 baris yang ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa melayu kuno.

Isi Prasasti Kedukan Bukit menjelaskan bahwa ada seorang bernama dapunta hyang, yang dikatakan berangkat dari Minanga Tamwan naik perahu dengan membawa tentara. Ia datang di Matayap dan akhirnya membangun kota yang diberi nama Sriwijaya setelah berhasil Menaklukkan beberapa daerah.”

2. Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata Prasasti Talang Tuo yang disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Prasasti Talang Tuo ditemukan di di Desa Gadus daerah Talang Tuwo, sebelah barat Kota Palembang.

Prasasti Talang Tuo memiliki angka tahun 606 C atau 684 Masehi.

Prasasti ini ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa melayu kuno yang berisi tentang pembuatan taman Sri-ksetra oleh punta hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.

Doa dan harapan yang terdapat di dalam prasasti ini menunjukkan sifat-sifat dari agama Buddha.

3. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka dengan angka tahun 608 C atau 686 Masehi.

Prasasti ini ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa melayu kuno.

Isinya adalah permintaan kepada para dewa agar menjaga kedatuan Sriwijaya, menghukum setiap orang yang bermaksud jahat dan mendurhakai kekuasaan Sriwijaya serta menjamin keselamatan mereka yang taat dan setia.

4. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.Kemdikbud Prasasti Telaga Batu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Telaga Batu berbentuk batu lempeng dan tidak berangka tahun.

Isi Prasasti Telaga Batu adalah kutukan yang menakutkan bagi siapapun yang tidak taat terhadap perintah-perintah raja.

5. Prasasti Karang Brahi

Prasasti Karang Brahi ditemukan di daerah Jambi.

Prasasti Karang Brahi memiliki angka tahun 608 C atau 686 Masehi.

Prasasti ini ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa melayu kuno.

Isinya Prasasti Karang Brahi adalah permintaan kepada para dewa agar menjaga Sriwijaya, menghukum setiap orang yang bermaksud jahat dan mendurhakai kekuasaan sriwijaya serta menjamin keselamatan mereka yang taat dan setia.

6. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah ditemukan di daerah Lampung Selatan.

Prasasti ini memiliki isi yang sama dengan Prasasti Karang Brahi dan Prasasti Kota Kapur.

Isinya terdiri dari 13 baris ancaman dan kutukan bagi pelanggar perintah raja.

Disebutkan pula bahwa daerah Lampung Selatan dikuasai Kerajaan Sriwijaya pada akhir abad ke 7.

7. Prasasti Ligor

Prasasti Ligor ditemukan di Tanah Genting Kra di daerah Ligor.

Prasasti Ligor memiliki angka tahun 697 C atau 775 Masehi.

Prasasti ini memiliki tulisan di kedua sisinya dengan huruf pallawa dengan bahasa melayu kuno.

Isi dari Prasasti Ligor di bagian belakang yaitu:

“dikeluarkan oleh raja Sriwijaya, disebut seorang raja bernama Wisnu dari keluarga Sailendra. Raja ini dipuja dengan nama Raja Sanggramadhananjaya seperti yang dijumpai dalam Prasasti Kelurak.”

8. Prasasti Nalanda

Prasasti Nalanda ditemukan di Nalanda, India dan tidak memiliki angka tahun.

Prasasti Nalanda dikeluarkan oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala dan ditulis dengan bahasa sansekerta.

Isi Prasasti Nalanda yaitu tentang permintaan Raja Balaputradewa dari Suwarnadwipa (Sriwijaya) kepada Raja Dewapaladewa untuk mendirikan vihara di Nalanda.

Dikatakan bahwa Raja Balaputradewa adalah cucu raja di Jawa yang menjadi “mustika keluarga Syailendra” bernama Sri Wirawairi mathana dan anak dari Samaragrawira, lahir dari Dewi Tara, putri Raja Darmasetu.

Samaragrawira dikenali sebagai Samaratungga yang memerintah kerajaan Mataram Kuno sekitar tahun 824 C atau 902 Masehi.

Selain itu, prasasti ini juga menyebut bahwa lima desa di Calcutta (sekarang Kolkata), India, dibebaskan dari pajak untuk keperluan misi agama Buddha Kerajaan Sriwijaya.

Walaupun prasasti ini tidak ditemukan di Indonesia, Prasasti Nalanda juga dijadikan sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Kerajaan Sriwijaya.

Sumber:

Mustopo, M.Habib, dkk. 2022. Sejarah 2 SMA Kelas XI Program IPS. Jakarta: Yudhistira.
cagarbudaya.kemdikbud.go.id 
intisari.grid.id
kompas.com  (Penulis Ari Welianto, Lukman Hadi Subroto | Editor Ari Welianto, Widya Lestari Ningsih)

Kompas TV Kepala Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Budi Wiyana menyampaikan bahwa benda temuan pemburu harta karun di sungai musi itu tidak jelas konteksnya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com