Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Sriwijaya: Sejarah Berdiri, Puncak Kejayaan, Raja-raja, dan Peninggalan

Kompas.com - 04/01/2022, 18:08 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim dengan corak Buddha yang sangat besar pada masanya.

Kerajaan Sriwijaya tumbuh di tengah ramainya jalur perdagangan melintasi Selat Malaka dengan banyaknya pedagang yang singgah di kota-kota pelabuhan untuk membeli rempah-rempah.

Baca juga: Kerajaan Sanggau: Sejarah, Raja-raja, dan Peninggalan

Tak hanya barang, pada masa berdirinya Kerajaan Sriwijaya terjadi pula pertukaran kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang dari China, India, dan Arab yang memengaruhi budaya di Pulau Sumatera hingga saat ini.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Berikut adalah ulasan mengenai sejarah singkat Kerajaan Sriwijaya, nama raja-raja, serta peninggalannya.

Baca juga: Kerajaan Selimbau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Dalam booklet Sriwijaya, Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia Tenggara yang dikeluarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala (2011) disebutkan bahwa waktu itu agama Buddha masuk ke nusantara dibawa oleh para pendeta yang ikut dalam kapal dagang sebelum melanjutkan perjalanan ke India.

Sementara, pada abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa di daerah Palembang, Sumatera Selatan.

Dalam prasasti Kedukan Bukit tercatat bahwa tahun 682 masehi menjadi tahun di mana kerajaan ini resmi didirikan.

Nama Sriwijaya diambil dari Bahasa Sansekerta dari kata ‘sri’ yang berarti cahaya dan ‘wijaya’ yang artinya kemenangan.

Sebagai negara maritim, berdirinya Kerajaan Sriwijaya kemudian memberikan pengaruh besar di nusantara.

Puncak Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Dua abad setelah didirikan tepatnya pada abad ke-9, di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa (856 M) Kerajaan Sriwijaya mencapai masa keemasan.

Balaputradewa merupakan anak dari Samaratungga, Raja Mataram Kuno, yang masih keturunan Dinasti Syailendra.

Ayahnya dikenal sebagai pendiri Candi Borobudur, yang kini menjadi Candi Buddha terbesar di Dunia.

Pengaruh Kerajaan Sriwijaya di bawah kepemimpinan Balaputradewa meluas dari menguasai perdagangan di jalur utama Selat Malaka hingga ke Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Pulau Jawa.

Dari segi penyebaran agama, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.

Raja-raja yang Pernah Memimpin di Sriwijaya

Inilah daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Sriwijaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com