Patung ini seakan mengatakan di bangunan kantor pos inilah dimulainya perebutan kekuasaan kolonial oleh masyarakat sipil Gorontalo.
Nani Wartabone telah lama wafat, ia dimakamkan di halaman samping rumahnya. Di sampingnya juga bersemayam istri tercinta Aisa Tangahu.
Makam ini terletak di Kecamatan Suwawa Kabupaten Gorontalo.
Di rumah peninggalan almarhum ini juga masih tersimpan peninggalan penting almarhum, terutama buku-buku tua berbahasa asing.
Baca juga: Temuan Keramik Kuno Asal Inggris dan Cerita Penambangan Emas di Gorontalo
Atas perjuangan dan dedikasi mengabdi pada Indonesia selama hidup, masyarakat Gorontalo memberi gelar adat (pulanga) talo duluwa lo lipu yang berarti sang pembela negeri.
Melki Amu mengungkapkan, setiap Hari Patriotik 23 Januari makam Nani Wartabone selalu ramai dikunjungi masyarakat, bahkan pemerintah daerah selalu menggelar kegiatan di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.