Kompas.com - 14/08/2022, 11:08 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Hotria Mariana

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menggelar pertunjukan spektakuler seni tradisional jaranan dan gending Jawa bertajuk "Gamelan Kolosal", Minggu (14/8/2022).

Acara tersebut digelar di Lapangan Pancasila Simpang Lima Kota Semarang dan disaksikan ribuan masyarakat yang tengah mengikuti kegiatan car free day (CFD).

Salah satu masyarakat yang hadir, Alfie, mengatakan bahwa dirinya sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut.

“Seru sekali, bisa flash mob Tari Jaranan bareng-bareng karena jarang-jarang di Simpang Lima ada parade seni tradisional seperti ini. Biasanya itu pertunjukkan band atau tarian populer," ujar Alfie dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Jateng Lebih Baik Dibandingkan Nasional, 2 Hal Ini Penyumbang Paling Besar

Alfie menambahkan, dirinya cukup kesulitan untuk mengikuti berbagai tarian yang disuguhkan pada kegiatan seni tersebut.

"Agak kesulitan karena jarang menari tradisional. Namun, kegiatan ini seru karena semua orang ikut menari. Saya harap, kegiatan macam ini sering diadakan ke depannya. Ini bisa jadi bagian dari pengenalan dan pelestarian budaya tradisional. Kita harus bangga pada budaya bangsa," jelasnya.

Tak hanya masyarakat, antusiasme juga datang dari pelaku seni yang hadir untuk mengisi acara tersebut.

Bahkan, penari jaranan asal grup Setuo Lawang Budoyo Wonosobo, Anin, mengaku bangga lantaran aksinya dapat ditonton masyarakat.

Baca juga: Ekonomi Jateng Capai 5,66 Persen pada Kuartal II-2022, Ganjar: Ini Kerja Kolektif

“Antusiasme masyarakat pada seni tradisional ternyata begitu tinggi. Rasanya bangga, senang, dan terharu. Sempat grogi karena ditonton banyak orang. Namun, melihat masyarakat ikut menari bersama, rasanya terharu. Mereka masih cinta pada kesenian tradisional. Semoga kesenian tradisional Jateng dan Indonesia semakin maju," Kata Anin.

Sementara itu, istri Gubernur Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo yang turut menyaksikan acara tersebut mengatakan, dirinya begitu senang karena pentas seni tersebut mengingatkannya pada masa lalu.

"Asyik ya, kebetulan saya sudah lama enggak nari tradisional. Mungkin terakhir kali saat sekolah dasar (SD). Karena ini pertama kali, jadi banyak melirik depan belakang," ucap Atikoh.

Dengan banyaknya masyarakat yang hadir, Atikoh pun mengapresiasi antusiasme yang mereka berikan.

Baca juga: Ide Besar Ganjar Pranowo di Balik Konser Rapsodia Nusantara

Menurutnya, masyarakat Jateng masih mencintai budaya lokal meskipun berada di tengah gempuran budaya luar dan era digital.

"Antusiasme masyarakat luar biasa, mulai dari anak muda, anak kecil, hingga orang tua semua ikut menari. Semoga seni tradisional ini semakin eksis, kebudayaan lokal semakin dicintai, semakin membumi, dan masyarakat Jawa Tengah semakin makmur gemah ripah loh jinawi," tuturnya.

Permintaan maaf Gubernur

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan permohonan maaf pada seniman dan seluruh masyarakat lantaran tak sempat hadir untuk menyaksikan acara itu.

Sebab, saat itu, dirinya tengah memiliki kegiatan lain bersama Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). Sebagai gantinya, Ganjar pun menyapa para seniman dan masyarakat yang hadir secara daring.

Baca juga: Ganjar Pranowo Harap Konser Rapsodia Nusantara Bangun Semangat Kebangsaan dan Gotong Royong

"Saya mohon maaf, seharusnya saya hadir dan memang sudah menantikan lama acara ini. Namun, saya terpaksa mengikuti secara daring karena harus mengikuti acara bersama pak presiden di Jakarta," kata Ganjar.

Meski begitu, ia tetap menyaksikan secara penuh. Ia juga bangga melihat kemeriahan acara yang disajikan.

"Acara ini sangat meriah. Kesenian tradisional tampil dengan beragam pernak-pernik yang disajikan. Ada kuda lumping, karawitan, dan penampilan budaya dari berbagai daerah yang dibawakan adik-adik mahasiswa kita. Saya lihat, semuanya semangat dan bergembira, banggalah pokoknya," jelasnya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com