Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siapkan Dana Ganti Rugi untuk Sapi yang Kena PMK, Ketua Satgas KPBS: Jangan Uang, Kasih Sapi Saja

Kompas.com - 11/08/2022, 16:09 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa pemerintah akan menyiapkan dana ganti rugi untuk sapi-sapi peternak yang mati karena penyakit mulut dan kuku (PMK).

Adapun ganti rugi yang ditawarkan pemerintah adalah sebesar Rp 10 juta per satu ekor sapi.

Airlangga menyampaikan informasi tersebut usai mengikuti rapat internal bersama Presiden Joko Widodo terkait penanganan PMK pada hewan ternak, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, 23 Juni 2022.

"Terkait dengan pergantian, terutama terhadap hewan yang dimusnahkan ataupun dimatikan paksa, pemerintah menyiapkan ganti terutama untuk peternak UMKM itu sebesar Rp10 juta per sapi," ujar Airlangga, dikutip dari Antara.

Baca juga: Langgar Edaran dari Pemda Toraja Utara dan Tana Toraja, 19 Ekor Kerbau dari Jeneponto Dipulangkan Satgas PMK

Tanggapan Ketua Satgas PMK KPBS

Ketua Satgas PMK Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Jawa Barat, Asep Rahmat, mengatakan, prosedur pemberian ganti rugi untuk ternak yang mati karena PMK belum sepenuhnya jelas. 

Menurut Asep, prosedur untuk mendapatkan ganti rugi tersebut pun tentu tidak mudah.

"Pasti prosedurnya kan agak rumit juga. Harus ada foto, tag lokasi, macam-macam lah. Itu pun, katanya, setelah dinyatakan wabah di Jawa Barat, ada yang tanggal 25, ada yang bilang tanggal 26 Juni 2022," jelas Asep kepada Kompas.com, Selasa (10/08/2022).

Sementara itu, kasus PMK di wilayah Asep dimulai sejak tanggal 17 Mei 2022.

Baca juga: Sudah Tak Ada Kasus PMK di Buleleng, Pemerintah Masih Batasi Mobilitas Ternak

Jika demikian, menurut Asep, ada kemungkinan sapi-sapi yang mati sebelum ditetapkan wabah itu tidak akan mendapat ganti rugi sehingga ini akan menjadi masalah.  

"Belum jelas, semua yang akan dapat itu seluruh ternak, artinya sapi jantan, sapi indukan, sapi anakan, sapi pendet, ini yang mana yang dapat (ganti rugi)?" ungkap Asep.

Jika semua ternak yang mati akan diganti, tentu hal tersebut cukup menguntungkan bagi peternak.

Namun, permasalahan lainnya adalah hewan-hewan ternak yang masih kecil dan mati karena PMK tidak pernah difoto saat kejadian.

"Kalau data yang induk ada semua di saya karena di tempat saya terbiasa sapinya ada nomornya. Kita juga terbiasa mengklaim kematian ke asuransi, jadi ada (datanya) kalau yang besar-besar, yang betina," ujarnya.

Baca juga: Kasus PMK Melonjak, Pemkab Bima Bentuk Satgas

"Nah, kalau yang kecil-kecil kan tidak ada. Padahal, katanya, penggantiannya semua ternak. Jadi, meskipun disebutkan jumlah yang kecil-kecil, namun kemungkinan penggantiannya sangat kecil karena datanya tidak ada," imbuh Asep.

Alternatif ganti rugi untuk peternak

Asep mengatakan, akan lebih baik jika pemerintah memberi ganti rugi kepada peternak yang terdampak PMK berupa hewan ternak, bukan uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com