Berto mengatakan, ada empat kampung yang terdampak cuaca ekstrem di Distrik Kuyawage. Cuaca ekstrem membuat lahan pertanian masyarakat kering.
“Dari empat kampung ini ada dua kampung yang terdampak parah,” katanya.
Berto membeberkan, cuaca ekstrem yang menyebabkan kekeringan ini sudah terjadi beberapa kali di Lanny Jaya.
“Kejadian ini sudah tiga kali terjadi. Pertama terjadi pada tahun 1998, 2015, dan 2022 saat ini. Kejadiannya di daerah yang sama,” bebernya.
Berto menambahkan, pihaknya akan mengirimkan tambahan bantuan logistik untuk membantu warga terdampak bencana alam.
Baca juga: Embun Beku di Kuyawage Papua, Fenomena Pertama Tahun 1998 hingga Ada Warga yang Tewas Kelaparan
“Nanti ada bantuan logistik yang kami kirim ke sana. Tentunya bantuan ini akan sesuai dengan kebutuhan yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Willem Manderi menjelaskan, sebagian besar warga di Kuyawage bergantung kepada hasil pertanian.
“Ketika hasil taninya rusak akibat cuaca eksrim, maka masyarakat kehilangan bahan makanan,” ungkapnya, Rabu (3/8/2022).
Willem mengungkapkan, ratusan warga terdampak akibat bencana embun beku di Kuyawage.
“Total ada 548 warga terdampak. Mereka lahan pertaniannya rusak, maka masyarakat kehilangan bahan makanan,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.