Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Embun Beku di Kuyawage Papua, Fenomena Pertama Tahun 1998 hingga Ada Warga yang Tewas Kelaparan

Kompas.com - 04/08/2022, 07:58 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua mengalami cuaca ekstrem hingga kawasan tersebut kekeringan.

Hal tersebut dipicu fenomena embun beku yang terjadi di Kuyawage sejak Juni 2022. Total ada 548 orang yang kelaparan karena lahan pertaniannya rusak.

Distrik Kuyawage adalah salah satu wilayah terisolasi di wilayah Papua yang berada di perbatasan Kabupaten Puncak dan Lanny Jaya.

Untuk menuju Kuyawage, warga harus berjalan kaki sekitar satu jam dari titik terdekat kendaraan yang berada di Distrik Tiom, pusat Kabupaten Lanny Jaya.

Baca juga: Melihat Distrik Kuyawage Papua, Daerah Rawan KKB yang Terdampak Embun Beku hingga Kekeringan

Terjadi tahun 1998 hingga warga meninggal kelaparan

Christian Sohilait, mantan Sekda Lanny Jaya 2015-2020 bercerita fenomena embun beku di Kuyawage pertama kali terjadi tahun 1998.

Fenomena tersebut bahkan membuat beberapa orang meninggal dunia karena kelaparan. Christian mengaku saat itu ia melihat langsung kondisi Kuyowage.

Sementara pemerintah menyalurkan bantuan langsung menggunakan helikopter. Menurutnya embun beku membuat daerah menjadi kering.

Sementara saat siang hari, panas terik matahari. Cuaca ekstrem tersebut membuat tanaan rusak sehingga gagal panen.

Baca juga: Kelaparan Akibat Cuaca Ekstrem, Warga Distrik Kuyowage Papua Dapat Bantuan dari Kemensos

"Jadi embun beku itu bikin daerah itu kering. Embun itu turun mulai jam 2 pagi sampai pagi, itu dingin sekali. Lalu siang hari panas terik, jadi tanaman rusak semua," tutur Christian yang mengaku sudah merasakan langsung fenomena tersebut.

Fenomena kedua terjadi di tahun 2015, saat ia menjabat sebagai Sekda Lanny Jaya. Namun dampak embun tak separah tahun 1998 karena pemerintah langsung menyalurkan bantuan pangan dengan helikopter.

Ia sempat memprediksi fenomena embun beku adalah fenomena 20 tahunan. Namun fenomena tersebut kembali terjadi di tahun 2022 atau 7 tahun dari fenomena terjadi.

Christian bercerita usai embun beku tahun 2015, ia yang menjabat sebagai Sekda Lanny Jaya sempat meminta Dinas Pertanian mencari tanaman yang bisa bertahan di cuaca ekstrem.

Baca juga: Paling Ekstrem di Indonesia, Desa di NTT Ini 134 Hari Tanpa Hujan

Hal itu harus dilakukan agar saat fenomena terjadi, masyarakat tetap punya cadangan makanan.

Namun hingg Christian dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, rencana tersebut belum diwujudkan.

"Waktu itu kita pikir itu fenomena 20 tahunan, tapi ternyata baru tujuh tahun ini sudah terjadi lagi, mungkin karena perubahan iklim. Waktu 2015 kita sudah memikirkan bagaimana masyarakat Kuyawage memiliki lumbung pangan, tapi sampai sekarang belum jadi juga," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Regional
Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Regional
Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Regional
Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Regional
Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Fakta Terkini Erupsi Gunung Ruang di Sitaro, Status Awas dan Soal Potensi Tsunami

Regional
Warga Terima Uang Ganti Rugi Dampak Pembangunan Bendungan Jragung, Ada yang Rp 120.000

Warga Terima Uang Ganti Rugi Dampak Pembangunan Bendungan Jragung, Ada yang Rp 120.000

Regional
PDI-P Solo Sebut 6 Orang Daftar Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilkada Serentak 2024, 2 Sudah Lengkapi Berkas

PDI-P Solo Sebut 6 Orang Daftar Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pilkada Serentak 2024, 2 Sudah Lengkapi Berkas

Regional
Polres Merauke Tangkap Pelaku Pemerkosaan terhadap Mahasiswi

Polres Merauke Tangkap Pelaku Pemerkosaan terhadap Mahasiswi

Regional
Truk Rem Blong Terbalik di Kebumen, 6 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Truk Rem Blong Terbalik di Kebumen, 6 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Balon Udara Berisi Mercon Teror Warga Magelang dan Klaten, Polda Jateng: Ada Ancaman Penjara

Balon Udara Berisi Mercon Teror Warga Magelang dan Klaten, Polda Jateng: Ada Ancaman Penjara

Regional
Banjir Lebong Bengkulu, Warga Terdampak Dihantui Krisis Air Bersih

Banjir Lebong Bengkulu, Warga Terdampak Dihantui Krisis Air Bersih

Regional
Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur, Ini Rangkaian Acaranya

Perayaan Waisak 2024 di Candi Borobudur, Ini Rangkaian Acaranya

Regional
Puluhan Biksu Thudong Akan Jalan Kaki ke Candi Borobudur dan Muaro Jambi, Apa Tujuannya?

Puluhan Biksu Thudong Akan Jalan Kaki ke Candi Borobudur dan Muaro Jambi, Apa Tujuannya?

Regional
PVMBG Sebut Bom Vulkanik Gunung Ruang Sulut Ancam Pulau Terdekat

PVMBG Sebut Bom Vulkanik Gunung Ruang Sulut Ancam Pulau Terdekat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com