Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Kenaikan Tiket TN Komodo, Turis Asing Pun Sebut Terlalu Mahal

Kompas.com - 04/08/2022, 05:59 WIB
Rachmawati

Editor

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat menyediakan transportasi untuk para wisatawan di bandara, terutama untuk mereka yang tidak mendapatkan kendaraan menuju lokasi tujuan.

Baca juga: Gubernur NTT Akan Tindak Tegas Kelompok yang Intimidasi Wisatawan di Labuan Bajo

“Begitupun dengan kapal, kami sudah berkoordinasi dengan ASDP dan Pelni untuk siapkan kapal perbantuan bagi wisatawan yang akan ke pulau,” kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, dalam keterangan pers yang diterima BBC News Indonesia.

Sampai akhir Juli, pariwisata Labuan Bajo juga masih ramai.

Dresyana Fiona, salah satu wisatawan dari Jakarta, masih menikmati liburannya selama 3 hari 2 malam di Labuan Bajo, sebelum kenaikan harga tiket.

Liburan itu sudah dia rencanakan sejak sebulan lalu, sebelum pengumuman kenaikan harga tiket.

“Ada sekitar 20-30 kapal yang masih berlayar,“ kata Fiona.

Baca juga: Tarif Pulau Komodo Naik, Ini 5 Pilihan Wisata di Labuan Bajo

Sebelum ke Labuan Bajo, Fiona mengaku tidak tahu banyak soal masalah yang terjadi di kawasan itu.

Salah satu yang dia ketahui hanya rencana kenaikan harga tiket. Dia mengetahui dari media sejak beberapa pekan lalu.

Dia baru mengetahui beberapa isu di Labuan Bajo saat berlayar ketika beberapa orang membuka percakapan dengan menanyakan kenaikan harga tiket kepada pemandu wisata.

“Aku dikasih tau tour guide-nya, kayak ada isu-isu politik, mau dimonopoli pariwisatanya sama PT apa gitu. Aku pro mereka. Harga tiket (pesawat) sudah mahal dan kalau normal ke Pulau Komodo itu cuma Rp200.000-300.000 per orang, enggak masuk akal banget naiknya,“ ujar Fiona.

Baca juga: G20 di Labuan Bajo, Delegasi Bawa Keluarga Lalu Berwisata usai Rapat

Dia juga menduga wisata di Pulau Komodo akan sepi ketika harga tiket naik.

Kalaupun Fiona berencana pergi ke Labuan Bajo lagi, dia mengaku akan lebih memilih wisata lokal dibanding perusahaan-perusahaan besar.

“Kayaknya pakai wisata lokal saja karena mereka lebih tahu dan paham tempat-tempat bagus di sana.“

Pariwisata bertanggung jawab

Keputusan Fiona untuk tetap menggunakan jasa pelaku usaha wisata lokal merupakan bagian dari pariwisata yang bertanggung jawab.

Pendiri Indonesian Ecotourism Network Ary Suhandi mengatakan seorang wisatawan diharapkan bertanggung jawab untuk memperkecil dampak negatif yang ditimbulkan dalam perjalanan dan selama kegiatan wisatanya.

Baca juga: Naik Kapal Phinisi di Labuan Bajo, Bisa Apa Saja?

Salah satunya dengan cara membantu masyarakat lokal.

“Wisatawan juga didorong untuk membantu masyarakat lokal, berkontribusi pada masyarakat dengan membeli hasil karya dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan masyarakat,” kata Ary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com