Korban sempat melawan karena merasa dilema dan tidak bisa mengendalikan diri terhadap situasi yang sedang dialaminya.
Akibatnya, korban mengalami beberapa luka lecet di pergelangan tangan kiri, punggung tangan kanan, dan memar di kaki kanan, akibat genggaman dari para pelaku saat membopong korban untuk naik ke mobil.
Ketika tiba di rumah pelaku LB, korban dinaikkan ke atas rumah. Sesuai budaya Sumba, saat tiba di rumah LB, korban diberikan sebilah parang oleh LB sebagai tanda lamaran kepada korban.
"Saat itu korban menerimanya dengan terpaksa," kata Doni.
Baca juga: Seorang Petani di Sumba Barat Daya NTT Tewas Dikeroyok Aparat Desa
Pada malam hari, korban menginap di rumah pelaku LB dan tidur bersama tante pelaku. Selama berada di dalam rumah pelaku, korban tetap diperlakukan secara baik.
Pelaku mengaku melakukan hal tersebut karena berniat untuk mengangkat kembali harkat dan martabat korban, yang merupakan saudara sepupunya.
Namun, cara mengambil atau membawa korban untuk dijadikan sebagai istri, bertentangan dengan undang-undang.
"Kasus ini sedang kita tangani, dengan memeriksa sejumlah pihak terkait," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.