Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Kasus Kawin Tangkap di Sumba Barat, Polisi Turun Tangan

Kompas.com - 30/07/2022, 21:38 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - ANG alias Ance (26), wanita asal Kampung Galimara, Desa Modu Waimaringu, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi korban kawin tangkap.

Proses kawin tangkap yang dialami ANG sempat divideokan dan diunggah warga hingga viral di media sosial. Kasus itu pun kini ditangani Polres Sumba Barat.

Kepala Satuan Reskrim Kepolisian Resor Sumba Barat, Iptu Doni Sare, membenarkan kasus itu.

"Peristiwa ini terjadi di Kampung Galimara, Desa Modu Waimaringu, Kecamatan Kota Waikabubak, pada Senin (25/7/2022) lalu sekitar pukul 17.00 Wita," ujar Doni, yang dihubungi sejumlah wartawan dari Kupang, Sabtu (30/7/2022).

Polisi menangani kasus dugaan tindak pidana penculikan, membawa lari perempuan, dan atau perampasan kemerdekaan atau kawin tangkap tersebut.

Korban Ance, kata dia, diculik LB (29), warga Desa Modu Waimaringu, Kecamatan Kota Waikabubak.

Saat melakukan aksinya, pelaku dibantu tiga orang lain yang masih diselidiki.

Ia menyebut, pelaku dan korban masih memiliki hubungan kekerabatan, yakni sepupu kandung.

Baca juga: 3 Hari Hilang Kontak, 3 Nelayan Sumba Barat Daya Ternyata Terbawa Arus hingga ke Sumbawa

Doni menjelaskan, korban diketahui baru tiba di Kabupaten Sumba Barat pada 14 juli 2022. Korban selama empat tahun terakhir bekerja di Bali.

Sejak 2021, korban menjalin hubungan asmara dengan seorang pria berinisial WB saat sama-sama bekerja di Bali.

Korban pun pulang ke Sumba Barat mengabarkan kepada keluarga kalau segera dinikahi WB.

Pada Senin (25/7/2022), korban dan keluarga pun mengundang kerabat dan tetangga menanti kedatangan WB dan keluarganya untuk peminangan dan lamaran sesuai adat Sumba.

"Korban bersama keluarga telah menunggu kedatangan WB dan keluarganya dengan berbagai persiapan termasuk acara adat," kata Doni.

Hingga sore hari, WB dan keluarganya tak kunjung datang. Sehingga, korban dan keluarganya pun kecewa.

Karena kesal, korban berusaha menghubungi WB melalui telepon seluler, tetapi tidak ada jawaban.

 

WB ingkar janji, sehingga membuat korban dan keluarganya merasa sangat malu karena telah mengundang warga sekitar.

Salah satu keluarga korban berinisial BN, lalu menawarkan kepada LB agar bersedia  menggantikan posisi WB untuk melamar korban sebagai istrinya.

Tindakan itu dilakukan untuk menutupi malu dan mengangkat harga diri keluarga korban. LB pun akhirnya menyanggupi ide itu.

Sehingga, berdasarkan adat dan kebiasaan di Sumba, maka LB mengambil seekor kuda milik salah satu perangkat desa.

Kemudian, LB mengikat kuda tersebut  di depan rumah korban sebagai tanda kalau ia hendak melamar korban.

Setelah itu, LB langsung masuk ke dalam kamar korban bersama tiga orang lainnya.

Baca juga: Mandi di Sungai, 2 Remaja di Sumba Barat Daya Hilang Terbawa Arus

Mereka langsung mengangkat tubuh korban secara paksa dan hendak membawa korban ke rumah LB.

Ayah kandung korban, NN (60) hanya bisa diam menyaksikan anak gadisnya diambil LB dan tiga pria lainnya.

Sementara ibu korban sempat histeris dan pingsan menyaksinakan anak gadisnya dibopong empat pemuda ke atas kendaraan.

LB dan tiga rekannya mengangkat dan membawa korban ke luar rumah dengan cara dibopong. Korban lalu dinaikkan ke atas mobil bak terbuka.

Selanjutnya korban dibawa ke rumah LB. Saat dibawa pelaku, korban sempat berteriak dan menangis karena merasa malu dan sakit hati dengan WB yang tidak menepati janjinya.

 

Korban sempat melawan karena merasa dilema dan tidak bisa mengendalikan diri terhadap situasi yang sedang dialaminya.

Akibatnya, korban mengalami beberapa luka lecet di pergelangan tangan kiri, punggung tangan kanan, dan memar di kaki kanan, akibat genggaman dari para pelaku saat membopong korban untuk naik ke mobil.

Ketika tiba di rumah pelaku LB, korban dinaikkan ke atas rumah. Sesuai budaya Sumba, saat tiba di rumah LB, korban diberikan sebilah parang oleh LB sebagai tanda lamaran kepada korban.

"Saat itu korban menerimanya dengan terpaksa," kata Doni.

Baca juga: Seorang Petani di Sumba Barat Daya NTT Tewas Dikeroyok Aparat Desa

Pada malam hari, korban menginap di rumah pelaku LB dan tidur bersama tante pelaku. Selama berada di dalam rumah pelaku, korban tetap diperlakukan secara baik.

Pelaku mengaku melakukan hal tersebut karena berniat untuk mengangkat kembali harkat dan martabat korban, yang merupakan saudara sepupunya.

Namun, cara mengambil atau membawa korban untuk dijadikan sebagai istri, bertentangan dengan undang-undang.

"Kasus ini sedang kita tangani, dengan memeriksa sejumlah pihak terkait," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com