Isi ultimatum tersebut adalah ia menuntut agar pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.
Pemerintah RIS diberi waktu selama tujuh hari untuk memberikan jawaban, yang apabila ditolak maka akan terjadi pertempuran besar.
Akhirnya, untuk mencegah terjadinya tindakan Westerling, tanggal 10 Januari 1950, Mohammad Hatta, Wakil Presiden RI, mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Westerling.
Namun Westerling yang sudah mendengar rencana penangkapan tersebut pun kemudian mempercepat pelaksanaan kudetanya dengan menyerang Bandung dan melakukan pembantaian di sana.
Akibatnya penyerangan tersebut sebanyak 94 TNI dari Divisi Siliwangi, termasuk Letnan Kolonel Lembong, tewas.
Pemberontakan ini juga berpengaruh kepada kondisi keuangan negara dan keamanan rakyat
Walau begitu, dampak positif dari peningkatan dari rasa saling memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia juga kembali muncul akibat peristiwa tersebut.
Dari pihak pasukan Westerling, terjadi perubahan saat mereka gagal melakukan kudeta yang kedua.
Kegagalan ini menyebabkan adanya demoralisasi anggota milisi terhadap Westerling.
Westerling pun terpaksa melarikan diri ke Belanda dan APRA resmi tidak lagi beroperasi pada Februari 1950.
Sumber:
munasprok.go.id
kompas.com
tribunnewswiki.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.