KOMPAS.com - Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah peristiwa kudeta militer yang berlangsung di Bandung pada 23 Januari 1950.
Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dilakukan oleh pasukan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling.
Baca juga: Alasan Pemberontakan Westerling Memakai Nama Perang Ratu Adil
Kapten Raymond Westerling adalah sosok yang dikenal dalam peristiwa Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan pada 1946-1947.
Baca juga: Raymond Westerling, Hitler dari Belanda
Sementara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah kelompok milisi pro-Belanda yang didirikan Kapten Raymond Westerling pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Baca juga: Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Anggota dari APRA kebanyakan direkrut dari bekas prajurit KNIL, terutama dari prajurit Regiment Speciale Troepen (Regimen Pasukan Khusus) dengan jumlah pasukan APRA sekitar 2000 orang pada 1950.
Latar belakang timbulnya pemberontakan APRA adalah mulai dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik Indonesia.
APRA tidak menyetujui adanya rencana pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949.
Seperti diketahui hasil dari KMB termasuk di antaranya memutuskan bahwa kerajaan Belanda akan menarik pasukan KL (Koninklijk Leger) dari Indonesia, sementara tentara KNIL akan dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan TNI .
Dari hasil tersebut, akhirnya APRA dan Westerling mencoba melakukan kudeta pada Januari 1950.
Penamaan Ratu Adil memang sengaja diberikan oleh Westerling untuk meraih tujuannya karena memiliki sebuah makna penting bagi masyarakat yang saat itu sedang dijajah.
Westerling yang memiliki darah campuran Turki menggunakan strategi tersebut karena ia menganggap dirinya sebagai "Ratu Adil".
Ratu Adil diramalkan dapat membebaskan masyarakat Indonesia dari kepemimpinan yang hanya mementingkan kebutuhannya sendiri.
Dalam pemberontakannya, Westerling berusaha untuk mengambil hati rakyat agar bisa membantu untuk mencapai tujuannya.
Tujuan Pemberontakan APRA adalah untuk mempertahankan adanya negara-negara federal dalam RIS yang dipimpin oleh Soekarno.
Sebelum meletusnya pemberontakan tersebut yaitu pada Kamis, 5 Januari 1950, Westerling telah lebih dulu mengirim surat ultimatum kepada pemerintah RIS.
Isi ultimatum tersebut adalah ia menuntut agar pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.
Pemerintah RIS diberi waktu selama tujuh hari untuk memberikan jawaban, yang apabila ditolak maka akan terjadi pertempuran besar.
Akhirnya, untuk mencegah terjadinya tindakan Westerling, tanggal 10 Januari 1950, Mohammad Hatta, Wakil Presiden RI, mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Westerling.
Namun Westerling yang sudah mendengar rencana penangkapan tersebut pun kemudian mempercepat pelaksanaan kudetanya dengan menyerang Bandung dan melakukan pembantaian di sana.
Akibatnya penyerangan tersebut sebanyak 94 TNI dari Divisi Siliwangi, termasuk Letnan Kolonel Lembong, tewas.
Pemberontakan ini juga berpengaruh kepada kondisi keuangan negara dan keamanan rakyat
Walau begitu, dampak positif dari peningkatan dari rasa saling memiliki, persatuan dan kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia juga kembali muncul akibat peristiwa tersebut.
Dari pihak pasukan Westerling, terjadi perubahan saat mereka gagal melakukan kudeta yang kedua.
Kegagalan ini menyebabkan adanya demoralisasi anggota milisi terhadap Westerling.
Westerling pun terpaksa melarikan diri ke Belanda dan APRA resmi tidak lagi beroperasi pada Februari 1950.
Sumber:
munasprok.go.id
kompas.com
tribunnewswiki.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.