Josef mengatakan, masyarakat wajar merasa khawatir jika babi ternak mereka mati.
Namun, dengan berbagai kebijakan dan kegiatan, penyuluhan dan ikhtiar dari pemerintah bersama berbagai komponen masyarakat lainnya, penyakit ASF sudah bisa dikendalikan.
Masyarakat diklaim mulai paham tentang langkah-langkah yang dilakukan agar ternak babi terhindar dari virus ASF.
"Saya menghimbau kepada masyarakat NTT, mulai sekarang dengan kegiatan yang mulai normal, mari kita pelihara babi seperti biasa lagi. Karena penyakit ASF mulai bisa ditangani. Pemerintah pasti cari jalan keluar. Mari kita mulai bangkit, mari kita pelihara babi," kata Josef.
Baca juga: Geger, Warga Pesisir Banyuwangi Temukan Babi Hutan di Kuburan, Ini Dugaan Asalnya...
Bagi masyarakat NTT lanjut dia, babi punya peran strategis bukan hanya untuk kepentingan ekonomis tapi juga dalam struktur sosio kultural masyarakat.
Tanpa babi, berbagai upacara adat bisa batal dilaksanakan.
"Mulai sekarang, kita tidak hanya berkumpul di sini. tapi saat kembali masyarakat, semua pihak entah itu mahasiwa, LSM, para pendidik dan semua pihak lainnya, beri tahu kepada masyarakat agar mulai sekarang pelihara babi lagi. Karena dengan babi, kita bisa lakukan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.